Keputusan membuka daerah perdikan Mangir ia dapat setelah selesai bertapa lama di Gunung Merbabu. Lewat wangsit untuk membuka daerah di selatan Merapi, sekitar tempuran Kali Progo yang terhampar hutan kelapa.
Kelapa dalam budaya Jawa merupakan pralambang alam semesta.
Sebagaimana para ksatria mendapat gaman dan ajian setelah bertapa, bekal babat perdikan ia dapat sebilah keris sakti pemberian Sang Hyang Bahurekso Damalung.
Keris yang dapat membakar kulit meski tak sempat bersentuhan dengan hanya mencabut warangka.
Bersama sejumlah pengikutnya, Ki Ageng membangun peradaban di tepi timur kali Progo. Tanahnya yang subur, air yang cukup menjadikan bumi Mangir gemah ripah loh jinawi tata titi tentrem kertaraharja.