Sufi dan Resi percaya bahwa pemikiran terbentuk atas asupan, kehendak dan akal. Apapun itu yang masuk ke tubuh melalui kerongkongan akan menjadi kotoran. Bagian terbaik dari asupan akan membentuk tubuh dan dari asupan terbaik menjelma komponen terhalus, lantas membentuk pikiran kita.
Makanya ada pantangan atas yang baik dan buruk. Semua yang baik-baik memberikan ketenangan dan kesucian pada pikiran. Semua yang buruk-buruk menjelmakan perilaku tidak seimbang.
Sufi dan Resi, keduanya suka menyendiri, menyukai tempat sepi, serta memilih sederhana sebagai laku hidup.
Tokoh Sufi yang dipandang Resi dan diagungkan oleh dua umat agama; Islam dan Hindu adalah Baba Budan dari India.
Ia suka sekali kopi. Pembudidaya kopi pertama diluar Arab yang ditanam di Chikkamagaluru, Karnataka, wilayah barat daya India.
Wilayah yang kini disebut dengan Bukit Baba Budan.
Kopi adalah bagian minuman yang masuk jadi asupan penting. Ia membuat senantiasa terjaga untuk mengingat Tuhan di waktu-waktu semua manusia terlelap hebat. Kopi menjauhkan diri dari kehilangan kendali, berlawanan daripada minuman-minuman buruk. Kopi menerbitkan semangat, dan pantang menyerah.
Para Sufi adalah agen penting yang menyebar luaskan kopi mulai dari Abisinia sampai kemana-mana. Lantas via Baba Budan kopi menjadi mungkin tersebar sampai Nusantara. Para resi membawanya sampai ke berbagai penjuru.
Temuan Biji kopi di salah satu isi 'peripih' di kompleks Candi Plaosan adalah salah satu bukti bahwa di Jawa, bersama dengan biji padi, jagung dan jelai, kopi sudah hadir sejak abad 9.
Kalau kamu suka kopi, setidaknya kamu sudah mendekati mirip Sufi dan Resi bukan?
Apalagi di Dongeng Kopi, tempatnya sudah serupa dengan tempat berdiam Sufi dan Resi.
Sepi dan sederhana. Menu menunya juga jauh dari mengumbar nafsu, membuat pikiran cerlang-cemerlang.