“kuliah mas?”
“nggeh, pak.”
“ambil jurusan apa?”
“politik.” Jawabku ringkas.
“ Politik itu kotor yah?” Celetuk beliau.
dari pertanyaan chit-chat ‘kuliah dimana ambil jurusan apa’ seperti siang ini, Entah sudah berapa kali aku dapatkan respons yang menyudutkan ilmu politik (dan juga mungkin ilmu-ilmu lainnya) melalui konotasi-konotasi negatif. Tapi entah apa hal pula, siang ini kudapatkan jawaban yang kiranya cukup eksotis guna membangkitkan gairah pikir anak manusia yang berkecenderungan taqlid dan laten terbawa arus wacana umum. Kira-kira beginilah jawabku:
“Wah, kalo itu masalah mental sama integritas sih pak. Kalo kita pukul rata antara ilmu dan praktisinya melalui generalisasi ‘bersih’ dan ‘kotor’, sukar kayaknya nemuin mereka yang benar-benar ‘bersih’ saat ini. Sekarang mari kita sepakati praktisi politik kotor, gitu juga dengan hukum; curang, penggiat ekonominya banyak yang culas, birokrat- teknokratnya korup dan unprofessional, lembaga civil society gampang ditunggangi, pengajar dan pelajarnya pragmatis, ustadz juga ikut-ikutan ‘gila hormat’ dan kata ‘maaf’. Ini emang soal mental dan integritas”, sempalku sekenanya.