Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Artikel Utama

Puisi | Dua Puluh Satu

21 April 2016   00:18 Diperbarui: 21 April 2016   06:57 210 8
ku lihat hiruk-pikuk wanita pemuja sastra
memulung ceceran aksara
menjahitnya pada untaian kata
larik dan bait puitis tersusun memesona

"oh, IBU. ini cara kami mengenang namamu.  
dalam anggun berbusana
dalam olahan bercita rasa
dalam elok syair pujangga."

matahari oranye tanggal dua puluh satu. meluruh di ujung ufuk

pupur dan gincu luntur  
hidangan dingin nyaris basi
kata-kata hilang marwahnya
maka namamu tinggallah gema 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun