Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Bukan Bangsa Budak, Kita Bangsa Juragan

17 Oktober 2011   11:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:51 100 0
Banyak membaca koran ternyata bikin puyeng kepala Kang Triman. Pria yang sehari-hari kerja bangunan itu tak habis pikir kenapa bangsa Indonesia makin lama makin getol impor segala macam,  bahkan garam dapur saja kok pake ngimpor. Baru-baru ini kita juga bersemangat  impor sayur-sayuran.  Lha apa tidak membingungkan?

"Nggak usah pusing, nggak usah bingung. Itu tandanya kita sudah naik pangkat," komentar Mbah Gajah Bunder menimpali keresahan Kang Triman.

"Naik pangkat gimana to, Mbah? Bukannya kita justru turun pangkat? Lha wong kita punya lahan luas tersubur di dunia kok ngimpor beras. Ngimpor sayuran. Ngimpor buah-buahan. Kita juga dikelilingi laut  luas yang melimpah ruah kekayaannya, kok garam saja juga ngimpor. Apa itu tidak blunder namanya? Lama-lama kita jadi miskin. Jadi budak di negeri sendiri," kata Kang Triman bertubi-tubi.

"Miskin bagaimana, justru dengan mengimpor barang-barang  itu kita hebat. Lihat saja perabotan di rumah para juragan, kebanyakan barang impor kan? Ya gitu, jangan malah sedih. Kalo perlu semua-muanya kita ngimpor. Kita  tunjukkan pada dunia bahwa kita ini bukan bangsa budak tapi bangsa yang sugih, bangsa yang kaya. Bangsa juragan. Juragan kok disuruh buat ini itu.... Juragan itu beli !!"

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun