Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Lampion Merah buat Mey

31 Januari 2011   16:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:01 266 1
Hujan masih turun. Udara sejuk, menyenangkan merasakan aromanya, tetesan air di sela-sela dedaunan. Ada suara indah berirama mendengarkan jatuhnya tetesan demi tetesan.  Tidak begitu bagi Mey. Kepalanya panas, jengkel. Popo selalu saja berteriak memanggilnya, Mey bantu ini, Mey tolong berikan makan kepada burung, Mey cepat mandi, Huuuu.... Popo (nenek)nya, ia lebih suka memanggil Oma, nyinyir, cerewet. Orang tua ini menjengkelkan. Walau sudah begitu tua dan jalan pun tertatih-tatih, ia terlihat tangguh bila sudah menyangkut sesuatu yang ingin dikerjakannya. Entah itu membuat kue, memasak makanan kesukaan papa, ikan bandeng asap dan seterusnya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun