[caption id="attachment_152329" align="alignright" width="300" caption="Aksi Menentang Buddha Bar/Admin (Kompas.com/Sandro Gatra)"][/caption] Libur ya hari ini? Telat bangun
deh..... Aku menyalakan
hape, waahh... ada beberapa sms masuk dari beberapa teman..... Benar kalender tanggal merah, 28 Mei 2010.. rupanya
Hari Raya Waisak 2554.....
Selamat Hari Raya Waisak dulu
deh kepada teman-teman yang merayakannya...! Komputerku di pojok kamar sudah menggoda untuk dinyalakan,
yaahh... Aku menyalakannya sambil menekan tombol "ON" pada
modem untuk koneksi ke
internet... Sambil menunggu proses penyalaan di komputerku, mending mandi dulu kan..? Selesai mandi yang buru-buru, naahh... Mulai
deh kLik di
net, asyiikk... :) Cari berita apa
niyy di situs
kompas online, rupanya
topik hari ini terkait perayaan hari raya besar ummat Buddha ini menjadi salah satu topik yang ditonjolkan, yaitu aksi
unjuk rasa di depan
Buddha Bar, Jakarta... Membaca berita ini, aku berpikir apakah kasus ini masih belum dapat diselesaikan juga? Bukankah sejak
setahun lalu sudah sempat ramai, terlebih lagi diiringi dengan aksi unjuk rasa dari para pemuda dan mahasiswa beragama Buddha yang menghiasi media massa nasional saat itu... Bila mengacu pada negosiasi antara Pemerintah Provinsi DKI dengan pihak perwakilan ummat Buddha diberitakan telah dicapai kata sepakat, tetapi mengapa masih ada saja yang berunjuk rasa di depan bar yang berlokasi di daerah Menteng, Jalan Teuku Umar No. 1 Jakarta Pusat ini? Apakah sesungguhnya masih menyimpan persoalan? Tentu banyak yang belum tahu atau menduga-duga apa
siyy Buddha Bar itu? Buddha Bar pertama kali dibuka di Paris oleh
Raymond Visan pada tahun 1996, dan kini 12 tahun berselang, tempat yang memiliki
interior unik ini sudah ada di berbagai kota besar dunia seperti
London, New York, Dubai, Sao Paolo, Kiev, Cairo dan
Beirut. Langkahkan saja kakimu ke
bar di jantung kota ini, suasana yang terbangkitkan akibat sajian musiknya terasa eksotis, mistis akan membuat dirimu merasa santai... Rasakan aura sebuah bangunan megah bersejarah peninggalan kolonial Belanda bekas kantor Imigrasi DKI Jakarta. Eksterior dengan gaya kolonial yang kuat tersebut berpadu dengan
interior bergaya Asia menjadi ciri. Aksen-aksen Asia semakin terasa saat melihat elemen-elemen dekorasi furnitur, pajangan-pajangan antik, patung-patung kuno dan tentu saja, patung Buddha...
Humm..... Ini memang jadi masalah yaa...?? Bagaimana bila simbol Nabi junjunganmu ada di sebuah bar tertentu di Jakarta?
Buddha Bar Jakarta memang menawarkan
gaya hidup kota besar yang memanjakan seluruh panca indera para
crème de la crème kalangan atas Jakarta...
Hikss..., dilengkapi
Lounge untuk bersantai menikmati alunan musik dari seorang
disc jockey. Mau menikmati
cocktail?, jangan khawatir.. Tersedia di
Patio-Terrace, tempat menikmati minuman dengan pemandangan taman di bagian luar bangunan utama; dan restoran yang menyajikan hidangan ala
Pan Asia & Pacific Rim. Lengkap dengan patung Buddha berukuran besar yang pasti kita akan terpukau melihatnya... Terlepas keterpukauan kita terhadap bangunan tersebut, seperti ditulis di situs kompas hari ini rupanya hal ini menjadi kegelisahan dan keprihatinan bagi ummat Buddha di seluruh Indonesia, mereka menganggap kehadiran bar tersebut merupakan bentuk
pelecehan agama, katakanlah dijualnya minuman keras, atau adanya pertunjukan
vulgar dan properti di dalam bar seperti asbak yang didasarnya terpasang simbol Buddha, sebagai contoh.. Kita sebenarnya menyambut ide awal dan gagasan untuk melestarikan bangunan bersejarah ini sebagai
bangunan cagar budaya dengan pertimbangan cukup menarik melakukan terobosan, sebagai tempat usaha yang saling menguntungkan berkaitan dengan pariwisata... Tetapi bila di negara lain bar yang sama tidak mengalami resistensi, menjadi lain halnya di negeri kita. Pilihan sulit di tengah beragamnya masyarakat kita yang
plural, tetapi berkarakter
melodramatik sementara zaman terus berubah, negeri kita selalu melahirkan kontroversi, sebagai contoh kasus
Miyabi beberapa waktu lalu serta kasus
lomba gambar Nabi di situs jejaring pertemanan
facebook.. Perubahan terus terjadi, akan banyak konflik disana, semoga
pilihan keputusan apa pun, menghasilkan pilihan
win-win solution tanpa mendiskriminasi pihak mana pun... Selamat Hari Raya Waisak 2554...! Damai selalu..... Siang hari di Jakarta, 28 Mei 2010 ---------------------------------------------------------------------
Artikel terkait, kLik disini.....
http://storiesfromtheroad.wordpress.com (Dari berbagai sumber)
KEMBALI KE ARTIKEL