Pada saat itu saya hadir dengan teman saya di kantor dinas tersebut dalam kaitan suatu laporan yang kami harus berikan dan kami serahkan. Saat kami duduk dan berdiskusi maka terdengar dengan kuping saya sendiri. Dan saya melihatnya dengan mata saya sendiri termasuk saya merasakan situasi itu. Sebagai saksi hidupnya masih ada dua teman saya dan PNS lainnya dikantor tersebut.
Awalnya investor tersebut duduk dan diskusi dengan 3 PNS kantor dinas. Kemudian diskusi berkembang dengan makin emosinya salah satu PNS tersebut. Ternyata didalam diskusi itu datang lagi satu bapak yang katanya sebagai pengawas di kantor itu. Makin lama PNS (x) makin emosi dan investor masih duduk dan menjawab dengan tenang. Suatu saat sang investor berkata “Koq jadi begini ? Kenapa menjadi pribadi ? Bukankah ini adalah urusan kantor ?, Kenapa jadi menyerangnya pribadi saya ?” Suasana semakin emosi dan PNS makin memancing mincing sang investor. (Kata memancing keluar dari kalimat sang PNS x).
Akhirnya sang investor menjelaskan tentang pembicaraan dengan anggota dewan : “Saya ditanya anggota dewan dan saya menjawabnya pula” Pertanyaan nya adalah : "Apakah PNS (x) ada sesuatu yang pribadi kepada saya ? " Dan saya jawab : "Ya, saya merasa dimintakan uang tetapi tidak jelas untuk apa ? Nilainya disebutkan oleh PNS (x) tanpa bisa dirincikan untuk apa saja. Karena itu saya merasa diperas oleh (x) dan saya minta pendapat anggota dewan” Dan.... anggota dewan itu masih terkait dinas ketenagakerjaan. Lagi pula saya bukan cerita kepada tetangga kamu !
PNS emosi berseru : “nah itu ! .. dengar ... dengar itu !!! .... ( sambil PNS (x) menunjuk kepada investor ) Memang saya pancing pembicaraan ini !..., biar dia (investor) bicara sendiri !!!” Sekarang kalian yang dengar…. Kalian jadi saksi di polisi…. Bahwa dia (investor) telah memfinah saya dan besok saya akan laporkan kepada polisi.“ Karena saya (Si PNS x) di telp oleh anggota dewan dan saya merasa di Fitnah oleh investor.
Investor : “Emang anggota dewan bicaranya seperti apa ? Mana saya tahu, anggota dewan bicaranya kepada kamu apa saja. Buktikan dong di depan saya ?” Kemudian investor itu diam tenang. Dan berlanjut bicara dengan bapak yang katanya sebagai pengawas di kantor itu.
Pengawas berkata : “Kita bisa bicara dari hati ke hati.”