Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money

Ekonomi Pancasila, Masih Adakah?

29 Januari 2012   08:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:19 451 3

Berita lainnya menulis : “Secara keseluruhan tahun 2011, kata Darmin, pertumbuhan ekonomi diprakirakan akan mencapai 6,5%, lebih tinggi dari tahun sebelumnya sebesar 6,1%.” .

Saya tinggal beberapa hari di desa Bantul - Jawa Tengah dan hasil diskusi dengan warga sbb.: Rata rata penyusutan lahan pertanian sekitar 2-3 persen, artinya Bantul sekitar 25 tahun kedepan akan habis tanah pertaniannya. Sedangkan pemuda pemudi desa Bantul sudah tidak minat menjadi petani maupun peladang.

. Saat berdialog dengan pemuda Bantul dikatakan : “Bila pun menjadi petani/peladang, pasti sudah tidak mampu cari kerja atau berwirausaha. Satu satunya jalan adalah balik ke sawah”

.

Ironis nya dengan berita kenaikan OKB, nyata nya rumah sakit dihampir seluruh pulau Jawa kehilangan pasiennya, alias mencari bidan atau mantri. Tentu saja masih ada bagian kecil yang masih berkembang. Artinya sangat spesifik sekali yang bisa berkembang. Sedangkan kondisi pasar tradisional dan warung telah saya jelaskan dalam artikel: jeruk dan pasar.

Dengan kondisi realitasnya seperti itu, sungguhkah masih ada ekonomi rakyat ? Apakah transaksi upah demo bisa dikategorikan sebagai ekonomi rakyat.? Apakah memang pejabat pemerintahan saat ini ingin kondisinya seperti ini ? Rakyat pasti tidak mau lagi huru hara karena efeknya balik kerakyat lagi dan pasti akan makin sulit. Bila rakyat dan pejabat ingin atau terpaksa seperti ini, maka siap siaplah menanti sampai pemilu berikutnya di tahun 2014

Karena itu, ada  buku karya  bapak Boediono yang diterbitkan oleh PT Gramedia, berjudul : Ekonomi Indonesia Mau ke Mana ? Mungkin buku ini harus kita baca untuk mendapatkan jawaban : "Apakah Ekonomi Pancasila masih ada ?"

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun