Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money

Pasar Tradisional Semakin Hancur

27 Januari 2012   21:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:22 1634 2

Kebenaran kami punya hobby fotografi, sehingga sering mengendarai mobil untuk mampir dibanyak tempat pariwisata. Selain lokasi pulau Jawa dan Bali, juga Lampung dan Sumatra selatan telah kami kunjungi. Dalam kesempatan hobby ini, kami selalu mengamati juga pola bisnis dipasar tradisional.

.

Dengan bekal hobby dan pengamatan pasar tradisional, menjadikan kami sering berkumpul dengan  teman pebisnis aneka macam produk maupun teman perbankan. Kami sering berdiskusi tentang kondisi ekonomi yang dirasakan makin sulit untuk segmen menegah kebawah. Artinya kondisi pasar tradisional dirasa semakin sulit. . Data yang paling aktual (data dari beberapa minggu terakhir), kami dapatkan dari Jakarta, Sukabumi, Serang, Krawang, Jogya, Solo, Tegal. Yaitu pasar tradisional yang menjual aneka macam produk seperti makan ringan, minuman, sembako, baju, emas, kemasan, asesoris, ikan dan buah.

Parameter yang kami gunakan untuk mendeteksi kesehatan pasar tradisional adalah tutupnya pertokoan secara permanen (ditinggalkan kosong), rusaknya fasilitas gedung secara total, serta hilangnya pelanggan (hilangnya mata rantai kelanjutan bisnis).

.

Saat kami berbicara dengan para penjual di pasar, semua mengatakan bahwa pasar tradisional mati suri akibat banyaknya Mall maupun Minimarket. Walaupun menurut hemat kami, baik Mall maupun minimarket sama saja kondisinya, yaitu sepi pengunjung. (Tentu saja maksud kami adalah segmen Mall menengah.) Dan mereka menjelaskan bahwa pudarnya kejayaan pasar tradisional sudah bermulai sejak sekitar 2-3 tahun terakhir.

.

Akibatnya terjadi proses keseimbangan baru yang butuh waktu untuk saling menyesuaikan diri. Saling beradaptasi antara pasar modern, pemasok barang maupun para konsumennya. .

.

.

Disaat pergeseran ini, pasti ada produk/pabrik yang menjadi lebih besar dan pasti pula ada produk/pabrik yang mati alias bangkrut.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun