Pada minggu pertama bulan Januari, kebetulan saya sudah tidak bekerja dan resmi menjabat status menjadi jobseeker, sepulang dari pekerjaan terakhir pada pukul 23.30 WIB. saya mendengar suara orang mengaduh kesakitan dan suara tersebut berasal dari kamar ibu Heny, saya sempat berpikir mungkin ibu Heny lagi mens dan saya biarkan begitu saja, karena di kamar tersebut juga ada suami dari ibu Heny. beberapa menit kemudian suara mengaduh ibu Heny pun sudah tidak terdengar lagi, dan saya pun bersiap siap tidur setelah melaksanakan sholat isya'. beberapa menit kemudian dalam suara ibu Heny mengaduh sangat keras.
"Ya.. Allah..."
"Gusti Allah..."
Ibu Heny berteriak dengan menyebut Asma Allah berkali kali, dan suami ibu Heny pun mengetuk pintu kamar saya yang terletak persis didepan kamar ibu Heny.
"dek, tolongin bapak dek.. ibu kambuh dek.." kata suaminya
"kenapa ibu pak? kok sepertinya kesakitan banget?" tanya saya
"kalau ngga salah bekas operasinya ibu kambuh lagi, operasi pengangkatan rahim, karena dulu ibu kena kanker Rahim" jawab suaminya
saya dan teman sekamar saya pun kebingungan mau berbuat apa, karena pada saat itu waktu menunjukkan pukul 24.30, kami (saya dan teman sekamar ) tidak ada ilmu dasar penolongan pertama pada korban bekas operasi, dan inisiatif saya langsung browsing mencari lokasi klinik terdekat dan kami pun membagi tugas, teman saya (Irfan) mencari Becak motor untuk membawa ibu Heny, Suaminya saya suruh memasak air Hangat yang dipake buat kompres dan buat minum ibu Heny, serta saya sendiri bingung mencari lokasi klinik terdekat walau tanpa hasil.
Setelah Irfan Dapat Becak Motor, saya dan suami ibu Heny pun mencoba meng-gendong ibu Heny dari kamar kost kami yang terletak di lantai 3, secara perlahan lahan ibu Heny menuruni tangga dengan berpegangan pada suaminya, menuruni 3 anak tangga ibu Heny langsung duduk karena tidak kuasa menahan rasa sakit yang beliau rasakan. Sesampainya didepan kost kami langsung minta tukang becak untuk membawa ke klinik 24 Jam, dan tukang becak pun langsung membawa ke klinik di sekitar jl. Garuda ke arah kemayoran, disana pun terlihat perawat yang langsung membatu ibu Heny ke ruang dokter, tak lama kemudian dokter itu pun datang dan memeriksa ibu Heny, dan men-diagnosa bahwa ibu Heny mengalami kelainan Ginjal dan akhirnya ibu Heny mendapat obat jalan saja. dikarenakan suami ibu Heny seorang Pemulung, dan beliau tidak ada persiapan biaya, akhirnya saya yang membiayai klinik tersebut. Mohon maaf Suami ibu Heny juga Tuna Aksara
Setelah jeda kurang dari seminggu, pada pukul 10.00 WIB ibu Heny kambuh lagi dan pada saat itu pun kondisi hanya saya sendiri yang ada diLantai 3, bingung harus bagaimana. Langsung saya minta pertolongan kepada penghuni kost lantai 2 dan lantai dasar, untungnya ada anak dari salah satu ibu ibu adalah Perawat di salah satu Rumah Sakit, jadi ibu Heny mendapatkan pertolongan pertama. dan perawat tersebut langsung membawa ibu Heny ke Rumah Sakit Tarakan, saya sempat berfikir uang darimana ibu Heny nanti, sedangkan suami dari ibu Heny tidak berada di kost pada saat itu. Sore nya pun ibu Heny pulang dari RS Tarakan dan mendapatkan diagnosa bahwa terjadi infeksi pada Kantung Kemihnya, saya pun kaget kenapa beda beda diagnosanya, oke lah mungkin dokter yang lebih ngerti.
Dua hari kemudian disaat saya masih belum bangun dari tidur kurang lebih pada pukul 8.00 pagi hari minggu tanggal 11 Januari 2015, ada mbak mbak samping kosan mengetuk pintu kamar saya, setelah saya buka pintu alangkah terkejutnya saya melihat ibu Heny sedang terbaring lemas di depan pintu kamar dalam kondisi lantai berlumuran banyak darah yang keluar dari mulut ibu Heny, saya semakin bingung harus bagaimana, mau mengangkat ibu Heny pun tidak bisa, menyentuh kulitnya pun ibu Heny merasa kesakitan. "Ya Allah... kenapa ini... " batinku, dan suami ibu Heny pun pulang dari Pekerjaannya sebagai pemulung sampah, seketika itu juga Suaminya langsung lemas ketika melihat darah banyak sekali hingga bau anyir pun menyebar di lantai 3. irfan pun ikut membantu membawa ibu ke RS Ridwan Jakarta Pusat setelah pulang dari Jogingnya pukul 8.30. seketika itu kepanikan suami ibu Heny bertambah, bagaimana membiayai Rumah Sakit tersebut. Ibu Heny langsung dibawa ke IGD RS Ridwan, dalam kondisi sangat lemas. saya pun kasihan melihat ibu Heny yang sudah seperti orang yang kebingungan. Akhirnya saya dan Irfan memutuskan untuk merawat ibu Heny di RS Ridwan, dan menjelaskan kepada suami ibu Heny mengenai biaya tidak perlu dipikirkan lagi. Kami patungan dalam membiayai ibu Heny, setelah 4 hari dirawat, diagnosa dokter adalah bahwa ibu Heny mengalami permasalahan di Lambung. "beda lagi diagnosanya...." batinku lagi.. Memasuki Hari ke 5, saya pun meminta bantuan kepada warga kost untuk sumbangan kepada ibu Heny agar meringankan biaya RS nya, dan sumbangan pun terkumpul, uang tersebut akhirnya saya berikan kepada ibu Heny untuk keperluan hidupnya setelah nanti pulang dari RS. Hari ke 6 ibu Heny pun meminta pulang atas kemauan sendiri, dan setelah beberapa hari ibu sudah sehat wal'afiat.
Ibu Heny berkata,
"Dek, Dody maaf sudah merepotkan, dan mohon maaf ibu tidak bisa membayar biaya kemaren secara langsung, mungkin nanti ibu akan angsur jika ada, dan jika adek asal tau, penyakit ibu ini bukan dari medis, melainkan dari guna guna orang dek, mohon jangan beri tahu suami ibu ya, ibu tau kena guna guna dari kakak ibu yang di Jawa, dan ibu disuruh pulang ke kampung untuk diruwat dek..."
dan saya bingung mau menjawab apa, dikarenakan banyak dari cerita ibu Heny yang sampai saat ini masih tetangga depan kamar kost saya, yang banyak menceritakan hal mistis yang diluar nalar saya..
masih banyak lagi sebenarnya yang saya ingin tulis..
dari kisah yang saya alami, ada beberapa pesan yang saya ambil
Terima Kasih