Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ramadan Pilihan

Pasca Pemilu, Masihkah Media Sosial Kita Penuh Berita Hoax dan Narasi Provokasi yang akan Merusak Nilai Puasa Ramadhan?

30 Maret 2024   00:47 Diperbarui: 30 Maret 2024   04:55 1116 4


Oleh : Dodi Putra Tanjung

Pemilu telah usai, Presiden dan Anggota Legislatif telah di umumkan oleh KPU. Pihak yang tidak menerima hasil Pemilu punya hak untuk menuntut ke Mahkamah Konstitusi. Tentu dengan memenuhi semua persyaratan yang ditentukan.

Pihak yang kalah, biasanya akan selalu mencari celah kesalahan dari pihak yang menang, tidak puas, itu hal yang lumrah dan wajar. Dan ketidak puasan tersebut bisa disampaikan melalui jalur hukum di Mahkamah Konstitusi.

Namun ternyata pelampiasan ketidak puasan itu juga bergema di jagad media sosial. Rata-rata semua platform media sosial selalu dihiasi oleh narasi-narasi yang disampaikan oleh pendukung pihak yang kalah, dan di counter oleh pendukung pihak yang menang. Semantara yang namanya pendukung tentu tidak semua yang punya kaitan langsung kepada pihak yang kalah ataupun pihak yang menang. Mayoritas hanya pendukung akar rumput, bukan bagian dari tim sukses. Sementara tim sukses baik di daerah ataupun di tingkat nasional, mereka rata-rata adalah aktor politik. Ketika moment bersiteru mereka akan bersiteru, namun di sisi lain mereka adalah rekan sejawat yang tentu pada saat kontestasi berlangsung akan membela habis-habisan pihak yang mereka dukung, dan suatu ketika ketika kompetisi ini usai mereka akan kembali berpelukan.

Yang jadi persoalan adalah pendukung akar rumput ini, tim sukses bukan pengurus parpol juga bukan, tapi perdebatan antara mereka melebihi para tim sukses para calon. Mereka rela dan siap saling hujat di media sosial. Tak cuma berdebat, bahkan kalimat makian kerap juga dilontarkan para netizen ini. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun