Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Politik dan Uang Tak Terpisahkan, Pak Jokowi Bagaimana...

23 Oktober 2014   02:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:04 66 2
SETIAP pergantian presiden baru – bukan presiden lama terpilih/menjabat lagi – selalu terjadi penumpukan harapan baru. Selalu terjadi respon dan perubahan baru dalam kehidupan kita semua.

Presiden Joko Widodo atau biasa dipanggil Jokowi, memberikan harapan baru bagi kita semua. Perilaku dan cara kerja yang ditunjukkanya saat menjadi Walikota Solo dan terakhir menjadi Gubernur DKI Jakarta, memercikkan impian baru tentang kesejahteraan bangsa ini.

Jokowi, selama ini dikenal sederhana. Tidak neko-neko. Merakyat, bahkan sangat merakyat.. Segala sesuatunya selalu diupayakannya transparan. Terbuka dan tidak ada yang ditutup-tutupi. Janjinya untuk tidak slintutan, menyembuyikan sesuatu dari rakyatnya, patut kita apresiasi.

Upayanya “menyeleksi” calon menterinya dengan melibatkan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) menunjukkan tekadnya agar gerbong pemerintahannya tidak diboncengi para petualangan yang ingin selintutan. Mencuri uang dari rakyatnya sendiri.

Oleh karena itu – mengutip pendapat Lukas Setia Atmaja, Pengajar Prasetiya Mulya Business School –  sikap dan cara bekerja Jokowi yang sering berbeda dari presiden-presiden terdahulu diperkirakan bisa membawa perubahan positif. Investor mengharapkan bahwa kabinet Jokowi terdiri dari menteri yang mampu bekerja keras, merakyat, bersih dan profesional.

Kekuatan Jokowi, selain merakyat adalah reputasinya yang bersih dari korupsi sehingga investor berharap pemerintahan baru bisa memiliki good government governance.  Dengan demikian anggaran bisa digunakan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat.

Setuju!!!

Momentum Jokowi yang mantan tukang mebel menjadi Presiden harus bisa kita manfaatkan untuk berubah total. Momentum Jokowi harus menjadi perubahan nyata, bukan hanya perubahan sesaat dengan harapan-harapan sesaat pula.

Realita bahwa usai pelantikan Joko Widodo dan Jusuf Kalla menjadi presiden dan wakil presiden, investor membanjiri pasar obligasi, perlu dijaga untuk tidak sekadar menjadi euforia, seperti saat pelantikan presiden-presiden yang lain.

Membangun suasana kondusif agar investor selalu tertarik berinvestasi ke Indonesia adalah yang lebih utama dibanding membangun pencitraan diri semata.

Diberitakan tribunnews.com, Senin (20/10), Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) mencatat Indonesia Government Bond (IGB) Clean Price Index ditutup menguat 0,66 menjadi 112. IGB Total Return Index bahkan menguat 1,12 menjadi 186,75.

Analis obligasi Millenium Danatama Indonesia Desmon Silitonga mengatakan, tingginya minat investor pada pasar obligasi murni akibat euforia pelantikan presiden dan wakil presiden baru. Sejak awal Oktober, ada tren investor asing mulai menarik dana mereka dari pasar obligasi domestik akibat kegaduhan politik.

Sementara catatan Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) pada periode akhir September hingga pekan lalu, investor asing menarik dana sebesar Rp 3,23 triliun. Momentum pelantikan presiden menjadi kesempatan bagi investor untuk kembali masuk ke pasar obligasi.

So, realita menunjukkan politik dan uang (perekonomian) memang tak terpisahkan. Namun semoga saja Jokowi beserta kabinetnya bisa mengawal keharmonisan politik agar situasi perekonomian bangsa ini stabil, meningkat, dan pada gilirannya mengangkat derajat kesejahteraan kita semua.

Selain berdoa demi kesejahteraan bangsa, mari kita ikut mengawal perubahan ini agar tidak mati suri sebelum berkembang. Mari kita kawal pemerintahan Jokowi. Yang oke kita dorong, yang tidak oke kita kritisi. ****

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun