Seringkali saya merasa malu, atau barangkali tepatnya rikuh, saat orang memanggil saya sebagai guru. Sebutan itu terlalu agung untuk saya pikul. Saya teramat tidak layak untuk menyandangnya. Namun, meski demikian profesi ini tetap saya jalani dengan sepenuh hati.
KEMBALI KE ARTIKEL