Kepedulian saya saat itu terhadap persoalan nasional semata berdasarkan semangat seorang mahasiswa untuk berkontribusi pada bangsa ini demi sebuah perubahan yang lebih baik. Setelah Soeharto sebagai simbol kebekuan berhasil dilengserkan, saya menganggap tugas mahasiswa telah selesai. Selanjutnya kami serahkan pada para senior yang lebih berpengalaman dalam tata pemerintahan dan kenegaraan. Namun kini, 14 tahun kemudian, ternyata bangsa ini mendapat ancaman yang jauh lebih besar.
Tindak terorisme yang terjadi berkali-kali menyentak kesadaran kita. Menunjukkan bahwa kita masih punya celah-celah ketidakpuasan terhadap pelaksanaan kehidupan berbangsa dan bernegara. Sayangnya penanganan secara hukum masih sangat bernuansa politis. Meski beberapa pelaku terorisme sudah dan sedang menjalani proses hukum di pengadilan, namun lebih banyak yang dieksekusi atas nama hukum tanpa proses pengadilan. Hingga saat ini masih belum diketahui akar persoalan yang menyebabkan munculnya terorisme.
Di sisi lain, ada bahaya yang jauh lebih besar yaitu lunturnya nasionalisme yang diakibatkan pergeseran budaya dan tsunami konsumerisme. Sebagai sebuah bangsa dalam tatanan dunia, sampai saat ini kebijakan politik luar negeri Indonesia masih menganut politik bebas aktif. Artinya meski tetap berhubungan secara normatif dengan negara-negara dunia, namun Indonesia tetap harus menjaga kedaulatan nasionalnya.
Peran strategis Indonesia sebagai “pasar dunia” tidak berarti serta merta mengikuti kemauan negara-negara industri. Kita membuka diri untuk perdagangan dalam tata ekonomi dunia baru, namun posisi selaku “tuan rumah” harus benar-benar dicamkan oleh seluruh “stakeholders” bangsa ini. Suatu pasar yang ideal sepatutnya memberi maslahat bagi penjual, pembeli dan pasar itu sendiri.
Dengan demikian persoalan mendasar bangsa ini menurut hemat saya adalah pada aspek Hukum dan Hak Asasi Manusia di dalam suatu “aturan main” yang jelas. Aspek inilah yang membentangkan landasan bagi hidup dan tumbuhkembangnya suatu bangsa, utamanya dalam berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
KOMNASHAM kita masih terlalu lamban dan terkesan mengambil posisi yang aman sehingga tidak terasa “greget” serta dampaknya dalam perkembangan bangsa ini. Mungkin saja kecilnya alokasi anggaran menjadi salah satu faktor. Namun bagi saya, peran kecil atau besar itu bergantung pada para komisionernya. Sangat mudah dipahami jika KOMNASHAM terkesan mengambil posisi aman bila melihat komposisi komisionernya yang lebih berat ke porsi akademisi.
KOMNASHAM membutuhkan komisioner yang berani mengambil keputusan dan berwawasan jauh serta siap mengambil resiko demi bangsa dan tanah air. Untuk itu marilah berkaca pada Reformasi 1998. Bukankah perubahan atas kebekuan politik selama 32 tahun rezim Orde Baru dipelopori dan dilakukan oleh mahasiswa yang notabene masih “hijau” dibanding para politisi, pakar, dan aktivis lain?
Untuk itulah saya, Dodi Ilham, SE siap menggerakkan KOMNASHAM agar mampu menghadapi tantangan nasional, maupun internasional demi tegaknya Merah Putih.
Nama Lengkap: Dodi Ilham
Nama Panggilan:Dodi
Jenis Kelamin: Laki – Laki
Tempat Tanggal Lahir: Jakarta, 20 November 1974
Kewarganegaraan: Indonesia
No. KTP: 09.5408.201174.0304
Status Pernikahan: Menikah
Status Kesehatan: Sangat Baik
Agama: Islam
Alamat Rumah:
Jl. Albatros No. H-11,
RT. 005/ RW. 04, Komp. Skadron
Kel. Khusus Halim P, Kec. Makassar
Jakarta Timur 13610
Alamat Korespondensi:
Legenda Wisata K1/10
Jl. Alternatif Cibubur, Cilengsi
Wanaherang, Bogor Jawa Barat
No Telp.:021-86369489
No HP
0852.1596.9911;0857.1831.9911;
Tinggi & Berat Badan: 179 Cm / 95 Kg
Email: dodi.il.ham98@gmail.com
Pendidikan
Formal
2006 – 2010 Program D3 Ekonomi Management Universitas Terbuka
2010 – 2011 Program Strata Satu (S1) Ekonomi Management STIE Tamansiswa Jakarta
Non Formal
1991 DAN I Nasional INKAI (Institut Karate-do Indonesia)
1996 Seminar Nasional Mahasiswa Indonesia di UGM Jogjakarta tentang “Rekayasa Sosial”.
1998 DAN II Nasional INKAI (Institut Karate-do Indonesia)
2009 DAN III Nasional AMURA Karate-do Indonesia
Pengalaman Organisasi
1991 Pendiri Dojo Karate SMAN 67 Jakarta
1995-1998 Anggota Forum Komunikasi Senat Mahasasiwa Indonesia (FKSMI)
1996 Pendiri Forum Komunikasi Senat Mahasiswa se-Jakarta (FKSMJ)
1996-1998 Anggota FKSMJ
2001 Anggota Pelopor Perjuangan Kemerdekaan Bangsa Indonesia (PPKBI)
2003 Anggota AMARI (Asosiasi Management Artist Indonesia)
2008 Mendirikan Dojo Lanud Halim P Jakarta
2010 Mendirikan Dojo SMPN 135 Jakarta
2012 - Sekarang Pendiri Asosiasi Produsen Beras Indonesia
Pengalaman Kerja
2002-2004
Owner, Artist Management & EO “KLIK!”
Uraian Pekerjaan:
Artist Management: mencari bakat (talent scout), artist development, Artist Manager, & Artist Provision, EO: Mengorganisasi event
2004 – 2005
Staff Ahli PT. Protecom (Jasa Security)
Uraian Pekerjaan:
1. Mapping suatu wilayah dari ancaman, hambatan, tantangan dan gangguan
2. Investigasi & Resolusi Konflik ttg actor, factor & dinamisator di wilayah rawan konflik.
2005 – 2007
Owner Fastfood SmartBurger
2007 – 2008
Pemred SKU Koran Radar
2011 – 2012
Manager PT. Dyan Surya Agrotama
Uraian Pekerjaan:
Marketing Internal dan Management Kerjasama dengan Pihak Kedua, baik Poktan, Gapoktan, Koperasi, Principle Sarana Produksi Pertanian Lokal & Internasional, Jasa Keuangan (BANK), Pasar Lokal dan Pasar Internasional
Pengalaman Lain
1999-2001
Nelayan di Selat Sunda
Uraian:
Menjadi ABK pada perahu nelayan yg menggunakan mesin motor, berangkat pagi subuh – subuh dan pulang sore hari mendekati malam. Menggunakan alat jarring untuk menangkap ikan
2001-2002
Petani di Lebung Damar Keraton Kampung Tridarmayoga, Lampung Selatan
Uraian
Menjadi petani penggarap di lahan saudara
2008 – sekarang
Pelatih Karate Dojo Lanud Halim P Jakarta
Uraian
Melatih Karate dengan Program “Tekhnologi Motivasi & Tekhnologi Prestasi Berbasis Latihan Karate”
2010 – Sekarang
Pelatih Karate SMPN 135 Jakarta
Uraian
Melatih Karate Siswa - siswa SMP untuk meningkatkan prestasi belajar mereka dengan melatih: keheningan, focus, imajinasi, refleks, insting serta mellatih siswa untuk tidak represif dalam setiap problem solvingnya di antara mereka karena “There’s No First Attack in Karate”.
VISI
Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagai Panglima dalam menyambut globalisasi dunia.
MISI
- Rekonsiliasi Stakeholders Bangsa.
- Membuat “GBHN” Hukum tentang HAM.
- Pemberdayaan KomnasHAM.
- Proaktif mengedukasi masyarakat, pengenalan akan HAM berbasis kebudayaan melalui kearifan lokal.