“Titipan angkara mereka yang tak bisa lagi bersuara Ini muara seluruh murka lawas yang kehilangan nyawa Dalam hitungan langkah kami akan isi angkasa Dengan ribuan pekik yang sama saat kalian terbakar bersama bara Terlalu kentara manuver mereka memplot penjara Hukum, moral, kebebasan, batas surga dan neraka Merancang kontrol bawah sadar serupa bius pariwara Menjagai setiap inci palang pintu modal dengan tentara”
(tantang tirani – homicide)
Sebenarnya saya tidak mau masuk ke dalam polemik konflik antara HMI dan Polisi yang terjadi di Makassar yang juga telah disikapi oleh HMI di berbagai kota dengan aksi solidaritas yang hampir menimbulkan kericuhan baru. Berbagia pandangan muncul dan dengan bebasanya menghujat baik HMI maupun polisi. Sebagai kader HMI yang pernah dibesarkan oleh HMI saya merasa perlu ikut meluruskan apa yang terjadi sebenarnya karena ada beberapa pemberitaan dan tulisan sudah saya anggap keterlaluan dalam menyudutkan HMI, bahkan sudah ada group di jaringan ffacebook yang menyerukan pembubaran HMI (Lihat). Saya jadi teringat jaman orde lama dulu PKI menyerukan untuk membubarkan HMI karena dinilai menghalangi gerakan PKI untuk mengkomuniskan Indonesia. Ada juga kompasianer dengan nama Delta Bvlgari Bvlgari (Lihat) dalam sebuah tulisan di kompasiana.com (Lihat) menulis komentar yang telah menjeneralisir bahwa Kader HMI tidak punya hati. Sekarang saya coba membeberkan kronologis kejadian di Makassar agar semua menjadi tahu seperti apa kejadian sebenarnya. Kronologis ini langsung saya dapatkan dari Pengurus HMI cabang Makasar.
Kronologis Penyerangan Wisma HMI Cabang Makassar
3 Maret 2010