Tulisan ini dimaksudkan sebagai tanggapan atas artikel yang diturunkan penulisnya, Muhammad Fajar Siddiq, dengan judul "
Tuhan, Aku Tidak Pernah Ingin Menjadi Manusia!" di media ini tertanggal 22 Februari 2020. Menyimak dan membaca mulai dari judul hingga introduksi bahkan lebih jauh mendekati separoh dari isi artikel selain menarik dan memakau --karena topik yang diangkat terbilang cukup imaginatif, genuin, dan bagus sekali-- sungguh cukup membuat hati berdebar ketika atas nama "kebebasan berpikir" dengan penuh kesadaran dan keberanian seakan penulis menggugat kekuasaan Tuhan yang dianggap kejam dan tirani dengan mengajukan berbagai pertanyaan kritis!Â
KEMBALI KE ARTIKEL