Dai kondang sejuta umat almarhum KH Zainuddin MZ pernah memberikan jawaban atas sebuah pertanyaan “mengapa pantat yang buang angin (kentut), muka, tangan dst yang dibasuh (saat berwudhu)?”. Dengan gaya khasnya "slengekan”, tetapi harus diakui cerdas (ilmiah) juga, ia balik bertanya: “mengapa kaki kita yang sakit ketiban (kejatuhan) palu, mulut kita yg meringis dan mengaduh?”.
Di sebuah kota kecil seorang tukang becak dengan sedikit keringat meleleh di dahinya baru saja tiba di mulut sebuah gang. Seusai menurunkan penumpang, ia pun segera beranjak pergi untuk melanjutkan tugasnya. Dengan gaya khas pengemudi becak, setengah berlari dia mendorong becaknya dan setelah beberapa langkah kemudian menyusul kaki kirinya berpijak di atas pedal sementara kaki kanannya menjejak kuat melangkahi roda belakang, dan sekejap kemudian ia sudah duduk di atas sadel. Namun baru beberapa meter ia mengayuh becaknya, tanpa sengaja sekilas ia melirik pada seorang lelaki tampak berdiri di balik sebatang pohon besar di pinggir jalan, sedang buang air seni. Serasa belum sempat menghela napas, tiba-tiba ia mendengar bunyi cukup keras “thuu..t”, dan ia yakin berasal dari lelaki itu. Bersamaan dengan buang air kecil rupanya lelaki itu juga sambil membuang “gas”. Mendengar itu, kontan si tukang becak menyeletuk: “Kencing kok sambil kentut?!!”. Lelaki di balik pohon itu pun tak kalah spontan menyahut: “Iya dong! Kan ada hujan ada guruh..!!” (guntur alias bledek alias halilintar)
