Mohon tunggu...
KOMENTAR
Entrepreneur

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024

17 November 2024   19:59 Diperbarui: 17 November 2024   20:14 176 0
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III 2024 tercatat sebesar 4,95% (yoy), lebih rendah dibandingkan kuartal II yang mencapai 5,05%. Capaian ini juga berada di bawah target pemerintah, yang sebelumnya memproyeksikan angka di atas 5%. Hal ini menandakan perlunya evaluasi terhadap dinamika perekonomian global maupun domestik. Berdasarkan publikasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, di sisi global, fragmentasi geoekonomi, ketegangan geopolitik, dan proyeksi ekonomi global yang tumbuh 3,2% pada 2024 dan 2025 masih menjadi perhatian. Di sisi domestik, inflasi rendah dan terkendali di rentang sasaran 2,5% 1%  yaitu 1,71% di bulan Oktober 2024 dengan rasio utang yang terkendali pada 39,4% di bulan Juni 2024.  Ekspor juga  mencatat pertumbuhan positif yaitu sebesar 9,09 persen. Kajian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi serta mengidentifikasi peluang pemulihan di akhir tahun.

Pertumbuhan Ekspor
Berdasarkan publikasi Kementerian Keuangan RI, ekspor sektor migas pada triwulan III mengalami penurunan. Namun, secara garis besar ekspor Indonesia mengalami peningkatan. Kepala BKF menyampaikan aktivitas ekspor Indonesia pada September 2024 masih tercatat sebesar USD22,08 miliar di tengah tekanan Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur global yang masih terkontraksi 48,8 pada September 2024. Kondisi tersebut ditopang oleh peningkatan ekspor nonmigas sebesar 8,13 persen (year on year/yoy). Secara sektoral, pertumbuhan terbesar pada sektor pertanian sebesar 38,76 persen (yoy), diikuti sektor pertambangan dan lainnya sebesar 9,03 persen (yoy), dan juga sektor industri pengolahan sebesar 7,11 persen (yoy). Tiongkok, Amerika Serikat, dan Jepang tetap menjadi negara mitra utama dengan kontribusi ketiganya sebesar 43,57 persen terhadap total ekspor nonmigas Indonesia. Secara kumulatif, total ekspor pada periode Januari hingga September 2024 tercatat mencapai USD192,85 miliar.
Menurut Badan Pusat Statistik, nilai ekspor Indonesia sudah mencapai US$24,41 miliar pada bulan Oktober atau naik 10,69 persen dibanding ekspor September 2024. Kenaikan ini masih dipengaruhi oleh ekspor non migas, dimana sebagian besar komoditas mengalami peningkatan. Pada bulan Oktober ini, peningkatan terbesar dimiliki oleh sektor lemak dan minyak hewani/nabati yaitu  52,67 persen. Ekspor nonmigas Oktober 2024 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu US$5,66 miliar, disusul Amerika Serikat US$2,34 miliar, dan India US$2,02 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 43,49 persen. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar US$4,32 miliar dan US$1,59 miliar. Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari--Oktober 2024 berasal dari Provinsi Jawa Barat dengan nilai US$31,52 miliar (14,51 persen), diikuti Jawa Timur US$21,44 miliar (9,87 persen) dan Kalimantan Timur US$20,86 miliar (9,60 persen).

Suku Bunga Global dan Pengaruhnya terhadap Investasi Dalam dan Luar Negeri
Ekspektasi suku bunga AS dan Indonesia berbeda. The Fed memproyeksikan masih ada potensi kenaikan suku bunga hingga akhir tahun, namun suku bunga BI diproyeksikan telah mencapai puncak dan berpotensi dipangkas tahun ini. Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 15-16 Oktober 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 6,00%. Keputusan ini konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi dalam sasaran 2,51% pada 2024 dan 2025, serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah untuk menjaga stabilitas dan memperkuat pertumbuhan ekonomi.
Berikut merupakan data perbandingan suku bunga dunia (US) dengan suku bunga Indonesia

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun