Kejadian beberapa hari lalu di salah satu stasiun TV Nasional yang menyiarkan wawancara eksklusif dengan Ahok membuat ledakan baru tentang cara berkomunikasi Gubernur Jakarta ini, Ahok hilang kendali dan mulai mengeluarkan kata-kata kotor. Kemarahan yang selama ini ditujukan kepada orang-orang yang dianggapnya tidak benar membuat masyarakat mentoleransi sikap dan watak ahok selama ini, tetapi ketika kata-kata kotor itu dipertontonkan secara langsung dan menggunakan frekuensi publik, maka masyarakat mulai tidak metoleransi dan Ahok pun banyak menuai kritik.
Selama ini Ahok yang selalu membawa ajaran agamanya dalam setiap tindakan berani melawan banyak koruptor, tindakan-tindakan orang-orang yang menguntungkan diri sendiri, sampai berani mati dalam membela kebenaran. Jika semua sikap dan watak Ahok selama ini tulus dan murni demi kebaikan dan kesejahteraan masyarakat DKI Jakarta, seharusnya Ahok juga berani introspeksi diri dalam berkomunikasi dan membawa diri, karena dalam ajaran agama yang dianut Ahok dikenal dengan ajaran kasih, dimana salah satunya adalah "Kasih itu murah hati, panjang sabar dan lemah lembut".
Introspeksi dalam komunikasi kepada publik maupun sebagai pemimpin pemerintahan DKI Jakarta mungkin adalah salah satu awal mula untuk Ahok mengintospeksi diri dalam hal-hal lainnya. Kejujuran dan ketulusan dalam bertindak akan lulus ujian jika tidak ada niat-niat tidak baik dibalik itu semua.