Namun mengintip akhir kalimat BM tersebut, aku jadi penasaran membukanya, seperti biasa dengan teknik speed reading aku membaca dengan rasa sedih, marah dan bergidik dibuatnya. BM itu entah benar berasal dari sumber pertama atau tidak, berisi pesan dari seseorang yang menceritakan hasil percakapan mengenai kronologis kejadian seorang anak yang mengalami pelecehan seksual di sekolahnya.
Aku sedih dan marah, singkat langsung aku membalas pesan tersebut, dengan kata "menyedihkan, biadab, pengen nangis" Benar, sepanjang perjalanan menuju ke rumah, aku merasa sangat sedih, membayangkan seorang anak yang tak berdaya, usia kanak-kanak dalam tekanan orang dewasa yang sakit jiwa. Aku selalu tidak bisa menerima tindakan seperti ini, tindakan yang dilakukan orang yang "lebih berkuasa" terhadap orang yang "lebih lemah". Jika pelaku seorang yang waras, lakukan lah itu kepada orang yang seimbang dengan dirinya, jangan kepada anak-anak yang tak mampu melawan, itu tindakan pengecut bukan.
Sumpah serapah, tidak cukup hanya untuk diucapkan dan disebarluaskan. Tiba di rumah, cepat-cepat aku mencari si bungsu. Oh Puji Tuhan, ia sedang tidur. Aku bertemu si Tengah, dan aku menceritakan isi BM itu dengan versiku (tidak sevulgar isi aslinya) dan sambil bercerita aku menangis sesegukan. Sedih sekali.
Menurutku, saat ini ada 3 (tiga) hal penting yaitu hukuman bagi pelaku, pemulihan fisik dan mental bagi korban dan tindakan pencegahan kejadian berulang.
Untuk hukuman bagi pelaku baik untuk peristiwa ini maupun peristiwa lainnya, sudah ada petisi yang dirancang oleh Wadah Change.Org untuk memberikan hukuman yang sesuai bagi pelaku, simak petisi itu disini
Change.org adalah platform petisi terbesar di dunia, memberdayakan orang di mana pun untuk menciptakan perubahan yang ingin mereka lihat.