Anak adalah buah hati yang kita rindukan  hadirnya, melawan rasa tak enak dan berlelah - lelah ketika mengandung nya, rasa sakit yang tak tertahankan kita melahirkan nya.
Tapi rasa sakit itu terasa indah ketika bayi yg kita harapkan hadir di depan kita, bersyukur Allah masih memberikan kepercayaan pada kita mengurus anak.
Tak banyak orang yang bisa menikmati peran menjadi orang tua, sepi melanda karena belum dikaruniai anak, berbagai cara dan upaya agar bisa punya anak, tapi Takdir belum mengizinkan nya agar  tetap bersabar.
Rada syukur itu ternyata harus diimbangi rasa sabar, ketika anaknya yang kita inginkan tumbuh kembang sempurna ternyata ada masalah di suatu hal, entah itu fhisik yang kurang sempurna atau daya ingat yang kurang, ataupun kekurangan dalam hal lain.
Sedih dan menangis itu hal wajar saja, tapi jangan sampai. Melupakan takdir, bahwa ada yang Maha Pencipta yang menakdirkan hal ini.
Bukan karena kita yang mau, atau kita yang mengaturnya  atau karena kesalahan kita, bukan??
Tapi semua ini adalah ujian dariNya untuk melihat sejauhmana kesabaran kita, keikhlasan kita menjalaninya.
Boleh jadi terlihat tidak nyaman, tapi boleh jadi ini yang terbaik yang Allah berikan, ada hikmah dibalik semua peristiwa, tetaplah bersabar dan berusaha maksimal
Ujian dari Allah itu banyak rupa dan sudah sesuai ketetapan dan kemampuan kita. Ingatlah Allah tidak  menguji diluar kemampuan kita.
 Bagaimana rasanya, Ketika menahan diri tidak berteriak ketika anak tantrum, tidak membentak ketika anak berkelahi, harus tega saat anak minta mainan diluar jatah yang harusnya, harus malu ketika anak guling-guling minta jajan yang sudah berlebihan diswalayan.
Ini juga ujian.
Di pihak lain ada yang diuji bagaimana tidak nyaman dan butuh perjuangan saat memberi punishment ketika anak berbuat buruk, mengambil hak oranglain, semena-mena pada saudaranya.
Atau saat kita yang kebingungan saat harus konsisten didepan orangtua sendiri, saat harus berbagi fokus antara tugas diri dan membatasi tontonan tv dan gadget anak.
Bagaimana kita merasakan, betapa jatuh bangunnya menekan ego yang harusnya bisa bersantai dan menuruti semua kemauan anak. Tapi memilih, fokus dengan segala pengorbanan waktu, tenaga, harta dan fikiran agar setitik demi setitik, selangkah demi selangkah yang ditanam hari ini dapat dituai ketika diri menua.
Bagaimana  rasanya.. Menahan mulut dipagi hari saat anak-anak susah dibangunkan, lelet mandi, drama tidak mau sekolah. Susah sekali untuk tidak mengeluarkan kuota omelan kita, yang biasanya melaju kencang, kini harus direm perlahan.
Â
Berlatih hingga berhenti stagnan, Itu tidak mudah butuh perjuangan.
Bagaimana ketika  kita kurang tidur, tidak fokus makan, susah mandi, khusyuk ibadah, ngobrol dengan teman dan tertawa bahagia diluar sana.
Ketika harus berbagi inginnya diri, membeli makanan dan pakaian ini itu tapi lebih mementingkan untuk buah hati.tak apa, semua kelelahan ini akan berlalu..
Untukmu, Wahai Ibu.. Yang sedang berjuang menyembuhkan anak sakit, yang Allah amanahi anak berkebutuhan khusus, yang sedang menghadapi anak kecanduan narkoba, mengobati anak penyuka sesama jenis.
Anda orang tua yang kuat, yang Allah pilih memikul beban ini, bukan karena Allah membencimu tapi Allah ingin mengangkat derajatmu dengan sabar Ikhlas mu, menjalani ujian ini.
Semoga engkau kuat dan tetap bersabar,
Tetaplah belajar, Â tetaplah bersabar, tetaplah berusaha walaupun tidak menjanjikan kesempurnaan.
Tapi Allah melihat dan menilaimu. Akan ada hadiah terindah untukmu wahai ibu, jika pun tak terlihat di dunia tapi yakinlah Surga menantimu
Salam sayang untuk ibu - ibu hebat