Salah seorang yang kemudian dikenal sebagai Tokoh Proklamator, Moh. Hatta, pernah diasingkan ke Pulau Banda. Karena Moh. Hatta tidak bisa hidup tanpa buku, tentu saja ia memerlukan rumah besar. Di Pulau Banda ia mendiami sebuah rumah yang dinilai amat menyeramkan. Kalau malam ada bunyi pintu terbuka, kadang ada suara seperti peti mati.
KEMBALI KE ARTIKEL