Mohon tunggu...
KOMENTAR
Vox Pop

Korea Utara yang Nekat

30 November 2010   00:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:11 910 0
Telah berkali-kali Korea Utana (Korut) melakukan provokasi terhadap Korea Selatan (Korsel) dan yang paling akhir adalah bombardemen terhadap pulau Yeonpyeong, milik Korsel, sebuah pulau kecil yang terletak dekat perbatasan. Bombardemen itu merupakan peringatan Korut karena Korsel dan Amerika Serikat (AS) tetap melakukan latihan bersama di Laut Kuning, walaupun sudah diprotes sebelumnya.

Rakyat Korsel pun marah besar. Berkali-kali Presiden Korsel mengancam akan melakukan pembalasan 1000 kali lebih hebat. Namun, pembalasan dalam bentuk apa dan bagaimana hingga saat ini belum tampak bentuknya. Kesabaran Korsel betul-betul diuji oleh tindakan provokasi yang dilakukan oleh saudaranya ini.

Perang Korea yang telah berlangsung pada tahun 1950-1953 telah meninggalkan kesengsaraan yang luar biasa bagi bangsa Korea ini. Namun, dampaknya sangat berbeda bagi kedua Korea. Korsel telah berthasil membangun negerinya menjadi salah satu "macan" Asia. Sementara itu, Korut  tetap berpegang teguh pada ideologi komunis walaupun pendukung utamanya, Uni Soviet, telah runtuh.  Korut juga bersikukuh untuk tidak meniru gaya komunis ala China, walaupun rakyatnya tetap miskin.

Pengembangan militer Korut dipacu sebagai kompensasi dari kegagalan mensejahterakan rakyatnya. Harga diri bangsa Korut dianggap menjadi tinggi karena memiliki senjata nuklir. Dengan memiliki senjata nuklir, maka Korut dapat menakut-nakuti Korsel dan Jepang. AS pun dibuatnya ketar-ketir. Prinsipnya mungkin walaupun miskin tetapi masih punya gengsi serta kekuatan untuk menggertak.

Anehnya, walaupun katanya rakyatnya jauh lebih sengsara dibandingkan dengan rakyat Korsel, namun, tak pernah terdengar ada pemberontakan atau kudeta di negeri komunis ini. Sama seperti Kuba yang terus bertahan walaupun blokade AS telah berlangsung puluhan tahun, rakyatnya juga tidak berontak. Mungkin kekuatan ideologi lebih ampuh daripada kekuatan ekonomi liberal.

Barangkali karena dukungan rakyatnya yang demikian kuat, maka Korut berani bertindak nekat. AS dan Korsel pun ditantangnya. Provokasi pun ditebarkannya. Tentu saja, dibalik layar, Korut dapat dukungan moril dari China yang telah membantu Korut dalam Perang Korea 60 tahun yang lalu. Apalagi Korut dan China sama-sama negeri komunis. Bedanya yang satu miskin sedangkan yang lainnya sangat kaya. Apalagi, China pun sama-sama menentang latihan militer bersama Korsel dan AS tersebut. Kloplah semuanya.

Walaupun terjadi ketegangan di Semenanjung Korea, tampaknya untuk jadi perang terbuka masih jauh panggang dari api. Walaupunj provokasi Korut telah memakan korban, walaupun Presiden Korsel akan membalas dendam dengan 1000 kali lipat, tampaknya Perang Korea kedua tidak akan terjadi.

Alasannya adalah Korsel pasti akan menahan diri sekuat mungkin. Korsel tidak akan mengorbankan jerih payahnya yang sudah berhasil membangun ekonomi yang kuat selama 60 tahun dengan sukses besar. Korsel tidak ingin akan meratapi kesengsaraan rakyatnya kembali. Pembangunan ekonomi selama 60 tahun akan hancur kembali dilanda perang yang lebih fatal daripada perang sebelumnya. Kemakmuran rakyatnya akan terperosok kembali ke titik nol.

Sebaliknya, bagi Korut yang nekat, seandainya perang berkobar pun tidak apa-apa. Rakyatnya sudah terbiasa hidup sengsara. Jiwa pun rela dikorbankan untuk membela ideologi mereka. Sebaliknya, rakyat Korsel yang sudah makmur tentu akan merasa jauh lebih menderita jika perang berkecamuk. Mungkin moril rakyatnya tidak sekuat Korut.

Sudah berkali-kali Korut melakukan provokasi. Sudah berkali-kali pula Korsel akan berusaha membalas. Sudah berkali-kali pula bantuan Korsel mengalir ke Korut. Sudah berjkali-kali pula keluarga Korsel dan keluarganya di Korut saling bertemu. Sudah berkali-kali upaya rekonsiliasi di antara kedua Korea ini dilakukan. Namun, sudah berkali-kali pula semuanya berlangsung on dan off. Jadi kesimpulannya adalah tidak akan terjadi Perang Korea Kedua .......

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun