Beberapa jam lalu, muncul kembali 2 nama yang mengundurkan diri, seperti yang telah di beritakan oleh media sport.detik.com. 2 nama tersebut adalah Darmin Nasution (mantan Gubernur BI), dan Farid Husain (Ketua PMI, mantan Juru Runding Perundingan soal Aceh di Helsinki). Entah karena alasan apa, tapi Menpora menghormati keputusan Keduanya untuk mundur dari tim transisi.
Jika di lihat dari latar belakang Ke-3 anggota yang telah mundur tersebut, Peran Pak Velix mungkin akan di tugaskan berdialog dan membujuk Persipura Jayapura untuk ikut tim transisi, sebelumnya Ketum Persipura menyatakan tak akan ikut tim transisi. Sedangkan peran Pak Darmin mungkin menyangkut masalah finansial atau sponsorship karena pengalaman beliau yang pernah memimpin Bank Indonesia. Begitu juga dengan Pak Farid, yang ahli menjadi juru runding, mungkin keahliannya itulah yang akan di perankan oleh beliau.
Selain 3 nama tersebut, nama Kang Emil juga mencuat akan mengundurkan diri. Berikut pernyataanya yang di kutip dari sport.detik.com : "PR (pekerjaan rumah) sebagai walikota banyak sekali. Jadi saya tidak akan menyita banyak waktu soal ini. Saya sudah bilang, kalaupun iya hanya sebatas memberi pandangan saja. Tidak akan ikut rapat, jadi pengurus ini-itu atau apa. Saya mah begini saja," tandasnya.
Dengan demikian, Menpora kembali akan di sibukkan untuk mencari pengganti nama-nama yang mengundurkan diri tersebut dalam waktu secepatnya. Namun yang menjadi pertanyaan besar, apa Menpora bisa segera mengumumkan para pengganti dengan latar belakang yang sama, kredibel, juga tak memiliki hubungan konflik sebelumnya ? Lantas kalaupun dapat, apa mereka-mereka nantinya mau bergabung ke dalam tim transisi ? Jadi gimana dong Pak Menpora ?
Sekali lagi saya bukannya tak menaruh respek dengan maksud baik Menpora ini untuk sepakbola indonesia, dan saya bukan pendukung mana pun karena mata dan hati saya lebih mencintai sepakbola luar. Tapi kalau sudah kayak gini ujung-ujungnya akan jadi timbul keraguan untuk mengharapkan kinerja tim transisi kedepannya yang satu per satu mulai di tinggalkan oleh anggotanya. Mungkin, mereka-mereka yang mundur itu, terlalu bijaksana dan arif juga tau kondisi, situasi dan sadar akan pengetahuan mereka tentang dunia sepakbola yang urusannya tak sama seperti suasana kantoran.