Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Fenomena Teh Tawar

14 September 2014   01:58 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:46 170 3
Teh tawar adalah minuman tradisional yang juga berkhasiat bagi kesehatan. Masyarakat indonesia sendiri pada umumnya memiliki budaya yang mirip dengan budaya tionghoa, yaitu meminum minuman tradisional seperti teh dan kopi. Bahkan, di jadikan sebagai alternatif minuman yang di suguhkan ketika kedatangan tamu.

Teh akan selalu kita jumpai di semua daerah di indonesia, baik itu dari sabang sampai merauke dan dari kepulauan miangas hingga ke pulau rote. Khusus di daerah papua, maluku dan NTT, teh menjadi minuman favorit turun temurun dan selalu menjadi teman di waktu pagi dan sore hari, ataupun menjadi penghangat tubuh di musim penghujan, dan biasanya menjadi pelengkap saat menyantap sagu atau roti.

Di papua, masyarakat lebih menyukai teh ketimbang kopi. Namun, teh hanya sebagai minuman penghangat, minuman pagi sore, dan minuman buat hidangan tamu. Itupun selalu di suguhkan atau di nikmati dengan rasa manisnya gula.
Sangat berbeda sekali dan aneh rasanya saat kita yang dari papua berkunjung ke jakarta atau sebagian kota-kota di pulau jawa. Kita akan menemukan minuman yang unik walaupun sebenarnya biasa-biasa saja.

Teh tawar namanya, yang membuat kita orang-orang kelahiran papua sedikit merasa aneh dan lucu saat di suguhkan minuman itu ketika sebelum atau sesudah makan di semua warung makanan yang berada di jakarta sekitarnya dan sebagian kota-kota di jawa. Yang cukup membuat kita heran dan terkejut, teh tawar itu sebagai satu-satunya minuman yang di gratiskan pemilik warung bagi pelanggan warung. Sedangkan kita yang ingin meminum air putih, harus membeli air putih tersebut. Dan kebanyakan air putihnya adalah air putih kemasan.

Yah bagi kita, ini sesuatu yang tidak pernah kita jumpai di papua. Sebab, jika kita sebelum dan sehabis makan makanan berat, pasti minumnya mesti air putih dan bukan teh tawar. Itupun air putihnya mau minta segalon pun gratis.

Entah sejak kapan budaya minum teh tawar itu pertama kali di suguhkan. Tetap saja kita merasa aneh. Toh, kita positif thinking saja dan di buat biasa. Menurut kita, mungkin karena sudah menjadi tradisi di jakara. Atau mungkin faktor sulitnya air bersih yang berasal dari PDAM, yang kewalahan menyediakan stok air bersih karena penduduk jakarta yang padat. Sedangkan di papua, justru sulit di temukan air sumur bor, yang berlimpah malah air dari PDAM, dan itu memang di untungkan oleh kondisi alam di papua yang masih sangat hijau.
So, semoga ada teman-teman kompasianer yang menuliskan sejarah tradisi teh tawar ini. Biar kita yang jauh di papua tidak merasa heran lagi dengan fenomena teh tawar di warung-warung makan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun