Jika di lihat dari latar belakang, kebanyakan mereka-mereka yang kini menjabat menteri, adalah orang-orang yang memiliki jejak rekam baik. Tapi beberapa di antaranya masih di anggap kurang pantas dan tidak cocok mengisi pos kementerian dalam kabinet kerja, juga masih beraroma kursi politik dan hanya sekedar memenuhi kuota partai politik.
Contohnya seperti perwakilan dari PKB yang mengisi jabatan menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi. Meskipun Wapres Jusuf Kalla dan sejumlah kalangan menyatakan puas dengan formasi kabinet kerja, tapi sosok Imam di nilai tidak layak menempati jabatan itu. Kalau berbicara mengenai politik, Imam bukanlah orang baru karena pernah menjadi anggota MPR RI 2 periode berturut-turut dan menjabat sebagai Sekjen PKB. Tapi jika berbicara mengenai dunia olahraga, Imam belum pernah menapaki jejak itu, dan lagi-lagi ini untuk kesekian kalinya Menpora di jabat oleh sosok yang jauh dari bidang olahraga.
Tercatat, 3 menpora sebelumnya hanya nama Adhyaksa Dault yang akrab dengan golongan pemuda juga hingga sekarang masih aktif sebagai pelatih pencak silat Al Azhar. Sedangkan Andi Malarangeng dan Roy suryo, bukanlah siapa-siapa dalam dunia olahraga. Imam sendiri, akan mendapatkan tugas pertama yang cukup berat. Yakni turut campur dalam penyelesaian skandal "dagelan" divisi utama sepakbola indonesia dan persiapan sebagai tuan rumah Asian Games 2018.
Dari kalangan dunia olahraga indonesia, Tanggapan optimis dan pesimis pun mulai tertuju usai pelantikan kemarin. Misalnya seperti ungkapan E.F Hamidi, Sekjen KONI yang mengatakan " semoga Pak Imam dapat segera belajar mengenai perkembangan pemuda dan olahraga ke depan, dan harus cepat bekerja".
Juga tanggapan legenda Tennis Indonesia yang kini menjadi anggota DPR, Yayuk Basuki. Yang mengatakan "Aku no comment deh, pesimis aja. Sepertinya pemimpin kita tidak serius ingin memperbaiki olahraga".
Kebijakan yang tepat dalam membawa perubahan, akan membuat pesimisme publik berkurang. Dan sebaliknya, tanggapan miring akan terus berdatangan jika Imam gagal mengurangi polemik dalam olahraga indonesia.