Mohon tunggu...
KOMENTAR
Olahraga Pilihan

Bintang Merah Balkan yang Tak Lagi Terang

4 Februari 2015   16:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:50 517 0
Setahun sebelum Kroasia memproklamirkan kemerdekaannya, nama-nama besar seperti Robert Prosinecki, Dejan Savisevic, Vladimir Jugovic dan Sinisa Mihajlovic berada dalam satu wadah klub sepakbola yang berbendera Yugoslavia, yakni Redstar Belgrade.

Berkat nama-nama besar tersebut, masa keemasan klub yang berjuluk "delije " itu kini tetap terukir dalam sejarah persepakbolaan eropa. Redstar Belgrade, adalah klub sepakbola asal ibukota yugoslavia yang memang bukanlah sebuah kpub sepakbola yang minim prestasi. Klub yang di dirikan tahun 1945 itu, telah meraih banyak gelar dari liga domestik dan turnamen bergengsi sepakbola eropa.
Yang diantaranya adalah :
• 18 gelar Liga Yugoslavia (sewaktu serbia, Montenegro, dan Kroasia masih bersatu) : 1951, 1953, 1956, 1957, 1959, 1960, 1964, 1968, 1969, 1970, 1973, 1977, 1980, 1981, 1984, 1988, 1990, dan 1991.
• 7 gelar Liga Serbia Montenegro : 1992, 1995, 2000, 2001, 2004, 2006, dan 2013
• 1 piala champions tahun 1991
• 1 piala interkontinental tahun 1991
• 12 gelar Piala Liga yugoslavia : 1948, 1949, 1950, 1958, 1959, 1964, 1968, 1970, 1971, 1982, 1985, dan 1990
• 9 Piala serbia montenegro : 1993, 1995, 1996, 1997, 1999, 2000, 2002, 2004 dan 2006

Dari seabrek prestasi yang telah diraih oleh Redstar, Menunjukkan bahwa betapa perkasanya mereka sejak masa lalu hingga saat ini. Bersama tim sekotanya, Partizan Belgrade, telah memegang rekor juara Liga sebanyak 25 gelar. Redstar juga membukukan sejarah sebagai satu-satunya klub asal negara-negara balkan yang mampu menjuarai Liga Champions di tahun 1991. Di tahun itu pula, Redstar juga meraih gelar treble winnernya, dan menjadikan mereka sebagai klub tersukses di antara klub-klub sepakbola pecahan yugoslavia.

Tapi era keemasan Redstar yang telah berganti nama menjadi Crvena Zvezda sejak Liga super serbia pertama kali di gelar tahun 2006, sudah ditenggelamkan oleh rival sekotanya, Partizan yang menguasai liga selama 6 musim berturut-turut. Selama itu juga, Redstar hanya bisa membayang-bayangi Partizan di posisi Runner up.

Kegagalan Redstar itu bertolak belakang dengan Partizan yang baru saja terbebas dari masalah finansial. Redstar justru terlilit banyak hutang sebesar 50 juta euro akibat perekonomian serbia yang tidak stabil, dan menunggak gaji sebagian besar pemainnya hingga gaji pelatihnya. Imbasnya, Redstar harus kehilangan pelatih barunya asal Portugal, Ricardo Sa Pinto di awal musim lalu yang baru saja bertugas selama 3 bulan.

Entah bagaimana ceritanya, Redstar yang finansialnya sedang terpuruk mampu menjuarai Liga Super serbia musim lalu itu juga. Menyandang predikat sebagai juara liga serbia setelah harus berpuasa selama 6 musim sebelumnya, justru harus dibayar dengan perayaan yang berganti duka bagi fans setia Redstar.
Pasalnya, Redstar yang seharusnya mendapatkan jatah bermain di liga champions musim ini, secara resmi di batalkan oleh UEFA karena telah melanggar perijinan dan regulasi finansial fair play UEFA. Pelanggaran yang dibuat Redstar tersebut, terkait masalah pembayaran gaji pemain.

Jatuh, Bangkit, berdiri, dan terjatuh lagi, itulah yang kini sedang dialami salah satu klub jawara liga champions. Tak heran,jika banyak para pengamat yang mengatakan akan segera datang masa kehancuran klub legendaris tersebut, ketika presiden klub dan manajemen tak mampu menyelesaikan beban finansial yang melilit Redstar saat ini. Dan bisa saja sejarah, juga nama besar Redstar bakal redup dan terus kehilangan kemilaunya. Seperti hal serupa yang pernah menerpa Liverpool, Lazio dan Juga Parma. Dimana kejayaan mereka lenyap di gerogoti "penyakit" Finansial.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun