rasamu tentangnya adalah biru,
hatimu kian kaku dan mati,
empatimu kian terkebiri,
kau layar pesiar,
saat para kurcaci bagai buih terdampar,
kau bergemerincing ratna manikam,
saat rasa lapar kian mendekap mencekam,
dan birokrasi itulah perkaramu,
rasamu tentangnya bagai menghamba,
kau guna itu laksana tirai,
saat acaman kian tertengarai,
ini adalah negri kurcaci,
tapi rasa mereka tak pernah mati,
kurcaci tersenyum kecut dengan janji-janji,
kurcaci telah memahami substansi,
bahkan kurcaci mengenal ramah lemah lembut represi,
kau akan ambruk di ranah kurcaci,
saat dzikirmu bagai desing peluru kosong,
berhamburan di lorong nan kosong,
dan kisahmu akan lara tentang materi dan duniawi,
By; Djar Swastomo