Bergelut dengan kabut dan hujan Berawal dari salah satu ide salah satu anggota team  kami yang memanfaatkan liburan, dan memilih merbabu untuk menjadi terapi alam kali ini.
Bayangkan! Anda berjalan di sebuah jalan setapak, selebar satu meter saja. Tengoklah kanan, kawah aktif yang menghembuskan belerang mengepul. Menoleh ke kiri, jurang menganga dalam. Angin kencang menerpa, membawa kabut berhembus ke arah kami. Namun kami yakin, puncak setinggi 3.142 meter di hadapan kami akan setia menanti. Ya, Puncak Merbabu! Ini dia laporan dari Tim Ekspedisi  Zig-zag dari sebuah komunitas gang kecil di sebuah pedesaan tangerang utara  yang terdiri dari
Djal GM, Achep, Derli, Opan, , gali, tekik , om yanto, janot, ridwan dr OI ditambah Fotografer Luqman, Anthday dr STARPALA , tak ketinggalan kartini2 tangerang, Yanti, Lusi dr UIN n Annisa . Hari ke I Jam menunjukan pkl 18.30 mobil carteran yg akan mengantarkan kami ke stasiun kota udah datang,nmun team masih sibuk dengan packingannya yg memang nota bene peserta adalah para pekerja.jam mnunjukan pkl 20.00 team bergerak menuju stasiun kota, seharusnya sudah berangkat dari pkl 19.00 sehubungan ada tamu dari FKPPAT yang pd akhirnya kami molor.awal perjalanan yang kurang bagus dimana kami harus sedih karena kami ketinggalan kereta yang akan mengantarkan kami ke semarang, semua resah tak berujung menyelimuti team yang masih bertanya-tanya akankah kami akan tetap berangkat??? Teampun berembuk untuk mencari solusi, alhasil setelah bersusah payah untuk mencari bantuan akhirnya setelah bernegoisasi dengan forum FKPPAT kami diberikan kebijakan , akan di sediakan mobil untuk mengantarkan kami ke semarang, alhamdulilah sekitar 5 jam menunggu di stasiun senen sebuah mobil ambulance zig-zag datang menghampiri team yang akan mengantarkan kami ke semarang. Tepat pukul 03.00 teampun bergegas untuk berangkat ke semarang…
KEMBALI KE ARTIKEL