Mohon tunggu...
KOMENTAR
Horor

Pernikahan Sakral Raka dan Saskia: Sebuah Adat yang Mengikat Cinta

15 Agustus 2024   06:13 Diperbarui: 15 Agustus 2024   06:17 19 3

Pagi itu, mentari menyinari desa kecil tempat Raka dan Saskia akan mengikat janji suci. Kicauan burung berpadu dengan gemericik air di sungai yang mengalir tenang di belakang rumah Raka, menambah kesyahduan suasana. Pernikahan ini bukanlah pernikahan biasa, melainkan pernikahan yang dilaksanakan secara adat Jawa dengan tradisi Basahan, sebuah ritual yang sangat sakral dan penuh makna.

Raka berdiri di depan cermin, mengenakan pakaian pengantin khas Jawa, dengan kain batik yang dililit rapi di pinggangnya, blangkon yang menutupi kepalanya, dan jarik yang menutupi kakinya hingga sebatas betis. Meski sudah terbiasa dengan kompetisi renang dan sorotan publik, hari ini terasa berbeda baginya. Ada rasa gugup yang menggelayut di hatinya, namun sekaligus rasa syukur yang dalam. Ia akan menikahi perempuan yang sangat ia cintai, Saskia, yang tak hanya cerdas dan cantik, tapi juga memiliki hati yang lembut.

Di ruangan lain, Saskia sedang dipersiapkan oleh para dukun manten. Ia mengenakan kebaya berwarna putih dengan motif bunga yang indah, rambutnya disanggul dengan rapi, dihiasi dengan cunduk mentul yang berkilauan di bawah sinar matahari. Wajahnya tampak tenang, namun di balik ketenangan itu, hatinya berdegup kencang. Ia tahu, pernikahan ini akan menjadi awal dari perjalanan hidup yang baru bersama Raka.

Ketika semua sudah siap, prosesi pun dimulai. Dengan langkah perlahan, Raka diiringi keluarganya menuju ke tempat akad nikah. Tempat itu sederhana namun penuh dengan sentuhan tradisional---bunga melati yang disusun rapi di sekitar tempat duduk, tikar pandan yang digelar di atas lantai, dan bau dupa yang terbakar, menciptakan suasana sakral yang memancar dari setiap sudut.

Di hadapan penghulu, Raka mengucap ijab kabul dengan suara yang lantang dan jelas. "Saya terima nikahnya Saskia binti Abdul dengan mas kawin tersebut dibayar tunai," kata Raka, suaranya menggema di antara kerumunan tamu yang hadir. Dalam satu nafas, ikatan suci itu pun resmi terjalin.

Saskia yang duduk di samping Raka menunduk penuh syukur, air matanya menetes saat mendengar kata-kata sakral itu. Ia kini resmi menjadi istri Raka. Di tengah kebahagiaan yang meluap, mereka berdua merasa begitu dekat dengan Sang Pencipta, yang telah mempertemukan dan menyatukan mereka dalam ikatan suci ini.

Setelah akad selesai, mereka melanjutkan prosesi panggih, di mana mereka dipertemukan kembali sebagai suami istri. Dalam tradisi Jawa, prosesi ini mengandung banyak makna, salah satunya adalah simbolisasi dari kesetiaan dan ketulusan cinta antara pasangan suami istri. Raka dan Saskia saling menatap dengan senyuman yang hangat, dan ketika mereka saling suap dengan nasi kuning, suasana berubah menjadi lebih intim. Tawa kecil terdengar saat mereka dengan canggung melaksanakan setiap ritual, namun di balik itu, cinta mereka terlihat begitu kuat dan tulus.

Ketika malam tiba, acara syukuran diadakan di halaman rumah dengan lampu-lampu kecil yang menerangi suasana. Para tamu menikmati hidangan tradisional Jawa, dan alunan gamelan yang lembut membuat suasana semakin magis. Raka dan Saskia duduk di panggung utama, menerima ucapan selamat dari para tamu yang hadir.

Namun, di balik kebahagiaan itu, ada satu tamu tak diundang yang datang tanpa sepengetahuan mereka---Sinta. Dengan pakaian putih yang sederhana namun anggun, ia menyusup di antara kerumunan, hatinya berdebar saat melihat Raka yang kini sudah menjadi suami orang lain. Meski hatinya masih mencintai Raka, ia mencoba untuk merelakan dan mengucap selamat dalam hati.

Saat Sinta berdiri di kejauhan, angin tiba-tiba bertiup kencang, membuat para tamu sedikit terganggu. Dan di tengah-tengah angin itu, sesosok bayangan muncul---sosok Ibu Malam yang pernah menghantui Raka dan Saskia di masa lalu.

Raka langsung merasakan kehadirannya. Ia merasakan dinginnya malam yang meresap ke tulang, membuatnya sadar bahwa Ibu Malam belum selesai dengan mereka. Dalam sekejap, angin jahat itu merusak tenda dan dekorasi pernikahan. Para tamu mulai panik, dan Saskia yang baru menyadari apa yang terjadi, menggenggam tangan Raka erat-erat.

"Ibu Malam datang lagi," kata Saskia dengan suara gemetar.

Sinta yang menyaksikan kekacauan itu, tanpa berpikir panjang, langsung berlari ke arah Raka. "Raka, kita harus lakukan sesuatu! Kita tak bisa biarkan dia menghancurkan pernikahan ini!" Sinta berkata dengan mata penuh tekad.

Raka mengangguk, menyadari bahwa mereka harus bertindak cepat. Arina, teman baik Saskia yang tahu banyak tentang kejadian mistis ini, segera mendekati mereka dan mengeluarkan kitab doa yang sudah lama ia persiapkan. Mereka berkumpul, dan dengan kekuatan doa yang mereka panjatkan bersama, angin mulai mereda.

Namun, Ibu Malam tak semudah itu untuk dikalahkan. Ia mengarahkan tatapannya yang penuh kebencian pada Saskia, berusaha merusak kebahagiaan yang baru saja ia raih. Sinta, yang melihat itu, langsung berdiri di hadapan Saskia, mencoba melindunginya. "Tidak! Kau tidak akan menyakiti mereka lagi!" teriak Sinta dengan suara yang lantang.

Raka melihat keberanian Sinta dan merasakan cinta yang masih ada dalam hati mantan kekasihnya itu. Namun, ia tahu bahwa takdirnya kini bersama Saskia, dan ia harus melindungi istrinya dari kejahatan apa pun.

Arina mulai melafalkan doa dengan penuh khusyuk, dan perlahan namun pasti, kekuatan doa tersebut mulai melemahkan Ibu Malam. Sinta yang masih berada di depan Saskia merasakan beban berat di tubuhnya, tetapi ia tak menyerah.

Pada akhirnya, kekuatan doa dari hati yang ikhlas mengalahkan dendam Ibu Malam. Sosoknya perlahan memudar, meninggalkan angin yang mulai mereda dan suasana yang kembali tenang. Pernikahan Raka dan Saskia yang sakral itu pun berhasil diselamatkan dari amukan Ibu Malam.

Setelah kejadian itu, Raka dan Saskia menatap Sinta dengan rasa terima kasih yang mendalam. Sinta tersenyum lemah, ia tahu bahwa ini adalah akhir dari perjalanannya. "Kalian berdua pantas mendapatkan kebahagiaan ini. Jagalah satu sama lain," kata Sinta sebelum perlahan-lahan meninggalkan pesta.

Raka dan Saskia akhirnya bisa melanjutkan pernikahan mereka dengan damai. Mereka tahu, cinta yang tulus dan ikhlas, serta kekuatan doa, akan selalu menjadi pelindung mereka dari segala ancaman yang ada. Dan malam itu, di bawah langit Jawa yang dipenuhi bintang, mereka bersyukur atas segala keberkahan yang telah mereka terima.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun