Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Tidak Semudah Membalikan Telapak Tangan

19 September 2012   05:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:15 417 0
Dalam mengurus sesuatu hal entah itu dilingkungan pribadi atau masyarakat luas tentu kita harus membuat program untuk kemajuan dan kesejahteraan warganya. Hal ini tentu membutuhkan proses dan rencana yang matang. Hal yang perlu di perhatikan oleh kita sebagai warga yang baik jangan pernah menganggap enteng kepada pengurus.

Meski sebagai manusia terkadang kita sering buruk sangka jika keinginan kita belum terwujud, itu merupakan sifat alami dan manusiawi yang perlu kita benahi dengan kesabaran agar tidak mengundang kesalah fahaman. Contoh kecil saja untuk mengurus lingkupan RT/RW atau setingkat kelurahan saja jika ingin memperbaiki jalan yang rusak tentu harus dengan prosedur yang jelas dan butuh mempertimbangkan biaya operasionalnya.

Ada yang butuh bertahun-tahun untuk realisasinya, apalagi dengan masalah Pemprov DKI yang amat sangat membutuhkan proses yang tidak bisa asal-asalan dalam membuat keputusan. Seperti contoh dalam hal menanggulangi kemacetan, sudah tentu yang disalahkan gubernurnya juga, padahal jika kita kaji pertumbuhan kendaraan roda dua dan roda empat yang setiap harinya bertambah unit nya, masa iya setiap hari pemrov DKI harus membangun pelebaran jalan tiap hari.

Semua itu butuh proses, mengurus Megapolitan seperti Jakarta itu tidak mudah bung!!! Jangan hanya memikirkan sesaat saja, pikirkan Jakarta beberapa tahun kemudian karena menurut para ahli prediksi 2025 akan datangnya bahaya Rob dan keadaan struktur tanah Jakarta sudah mulai cekung karena permukaan air laut yang sudah mulai naik akibat dari pemakaian air dari dalam tanah yang sering kita pakai. Salah satu gagasan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo untuk mengatasi permasalahan itu adalah membagun GIANT SEA WALL (GSW) di utara Jakarta. Sumber

Tanggul raksasa  yang akan menahan air rob untuk meluap kedaratan, sekaligus bermafaat sebagai penyimpan air bersih, menurut saya ini ide brilliant dari Pemprov DKI yang memikirkan keadaan Jakarta tidak hanya mencakup kesejahteraan dan perekonomian saja atau kasarnya tidak hanya memikirkan perut saja tetapi lingkungan juga perlu sekali karena jika perut kita kenyang tapi tempat tinggal kita tersapu oleh air laut siapa yang mau??

Kalau ada yang berkata, ah itu kan semua hanya rencana dan rencana, oke baik jika menurut anda itu hanya omong kosong, pikirkan kembali apakah anda sanggup untuk merealisasikannya tanpa rencana dan prosedur, jika anda sudah berhasil baru pantas ngomong apapun. Kalau saya sih berpikir ulang untuk mengatakan sesuatu hal yang kita pasti tidak sanggup bahkan untuk memikirkan ide hal tersebut saya tidak kepikiran karena disibukkan dengan isi perut.

Yang sudah puluhan tahun di birokrasi saja sudah tentu sangat sulit untuk memimpin Jakarta, karena pembangunan juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan belum tentu anggaran dari daerah sanggup untuk menutupinya. Seperti halnya rencana pembangunan MRT yang otomatis butuh dana pinjaman asing.
Dan untuk mengajukan pinjaman itu juga tidak mudah, antara kedua belah pihak pasti harus ada hubungan yang baik dan terpercaya. Jadi bukan sekedar omong kosong semua balik lagi ke prosedur yang tidak asal-asalan supaya hasilnya maksimal. Belum lagi masalah warga yang hanya bisa menuntut hasilnya tanpa ikut mendukung program Pemerintah setempat tanpa memikirkan keadaan Jakarta dimasa mendatang. Untuk siapapun yang ingin memimpin Jakarta, jangan hanya memikirkan karier semata tapi pikirkan apa yang anda bisa konstribusikan untuk Jakarta sekarang dan dimasa yang akan datang.

Untuk mengemban amanah warga Jakarta yang merupakan Ibu Kota dari Negara kita yaitu Indonesia tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Seorang pemimpin harus fokus dengan apa yang diembannya tanpa embel-embel demi karier atau kemajuan pribadinya.***

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun