“Hidup bersama-sama di kehidupan lalu dan karena kebajikan dalam kehidupan kali ini.
Cintalahir bagaikan teratai di atas air. Dengan hidup bersama, dengan pandangan, dengan senyuman, cinta lahir di antara pria danwanita.
Ketika cinta masuk ke dalam pikiran, maka hati menjadi gembira.” (Sang Buddha, Mahavastu Avadana)
Dito yang baik…aku sedang cuti..minggu aku nikah he he…jadi gak buka email dulu sampai 30 Januari..mau bulan madu juga he he..kamu segera nyusul ya..thanks a lot for your kind offering. (SMS dr. Andri, SpKJ, 09:33:28, 21 Jan 2011)
Puji syukur kehadirat Ilahi robbi. Kami mewakili semua dokter dan masyarakat Indonesia, mengucapkan:
“Selamat menempuh hidup baru. Semoga menjadi pasangan yang serasa-serasi, yang mampu mencerahkan dunia dan menghiasi hidup-kehidupan ini dengan Cintakasih, diberiNya keturunan yang mampu menjadi generasi penerus yang mampu berkarya bagi umat manusia serta memajukan negeri ini.
Semoga pernikahan-rumah tangga yang dibina selalu berlandaskan pada Cinta Kasih (Maitri), Kasih Sayang (Karuna), Rasa Sepenanggunan (Mudita) dengan tujuan untuk membentuk satu keluarga (rumah tangga) bahagia yang diberkahi oleh Tuhan Yang Maha Esa (Sanghyang Adi Buddha) dan Sang Triratna. Amin.”
Berikut ini mutiara Cintakasih dan pernikahan yang kami persembahkan untuk mempelai pria (dr. Andri, SpKJ) dan mempelai wanita. Semoga bermanfaat.
“Kebahagiaan duniawi terbesar yang dapat dialami manusia adalah perpaduan dari pernikahan yang mengikat dua hati yang saling mencintai menjadi satu." (Sutta Pitaka - Digha Nikaya).
"Sace labhetha nipakam sahāyam, saddhim caram sādhuvihāri dhiram, abhibhuyya sabbāni parissayāni, careyya tenattamano satimā. (Dhammapada XXIII – 328) terjemahannya bebasnya: "Bila dalam perjalanan hidupmu, engkau menemukan seorang teman yang bijaksana dan cocok untuk hidup denganmu, hendaklah engkau berjalan bersamanya, dengan gembira dan penuh kesadaran mengatasi segala bahaya" (Dhammapada XXIII – 328)
Cintakasih adalah Tathagata, Tathagata adalah Cintakasih.
(Sang Buddha; Mahaparinirvana Sutra)
Perasaan (cinta) di antara suami dan istri adalah satu, meskipun tubuh mereka berbeda namun mereka satu inti. (Arya Nagarjuna; Mahaprajnaparamita Upadesha)
"Bhariya ti parama sakha," artinya:
seorang istri adalah teman (pendamping) terbaik bagi seorang pria.
(Sang Buddha; Samyutta Nikaya)
Apabila sepasang suami isteri ingin selalu bersama-sama (berjodoh) dalam kehidupan ini maupun dalam kehidupan yang datang maka ada empat hal yang harus diperhatikan, yaitu keduanya harus setara dalam keyakinan (saddha), setara dalam sila (moral), setara dalam kemurahan hati (caga) dan setara dalam kebijaksanaan/pengertian (pañña). (Anguttara N II, 62)