Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Ketika Etika dan Tata Krama Ibu Menteri Dipertanyakan

27 Oktober 2014   19:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:33 524 3
Saya tidak mau ikut-ikutan soal politiknya .. saya tak mengerti dan bukan bidang saya pula 

Tapi kalau melihat seorang menteri wanita terpilih diwawancara sambil merokok apakah itu pantas ? 

Saya sendiri sempat menjadi perokok selama 20 tahun dan sudah memasuki tahun ke 12 berhenti TOTAL .. jadi saya menganggap omongan saya cukup solid karena saya mengalaminya sendiri ..

1. Perempuan perokok itu sudah ketinggalan jaman ..

Negara-negara maju seperti US dan beberapa lainnya di Eropa, wanita-wanitanya mulai merokok secara terbuka di tahun 60 sampai di puncaknya akhir tahun 70-an .. saat itu kalau wanita merokok, apalagi menggunakan jaket berbulu mink dengan pipa panjang, dianggap keren dan stylish .. merokok menjadi gaya hidup para tokoh dan bintang-bintang wanita ternama saat itu ..

Namun memasuki awal tahun 80-an ilmu pengetahuan menyatakan merokok dengan racun pembunuh nikotin-nya adalah musuh utama kesehatan .. makin tinggi pendidikan dan makin maju kehidupan seseorang makin paham mereka terhadap bahaya merokok .. awal tahun 90-an merokok sudah ditinggal sebagai gaya hidup oleh kalangan atas dan berpendidikan serta dianggap sebagai gaya hidup kalangan tak berpendidikan atau tak pandai menguasai diri ..

Namun untuk Asia dan Indonesia, justru merokok menjadi gaya hidup kalangan atas saat merokok mulai ditinggalkan sebagai gaya hidup di US dan Eropa .. tapi SAAT INI PUN WANITA INDONESIA TELAH BANYAK YANG PINTAR DAN MENGERTI BAHAYANYA MEROKOK ..

Kebanyakan yang merokok adalah kalangan bawah atau tak terpelajar .. kalaupun ada kalangan atas atau kalangan pintar pasti itu artinya dia tak perduli pada dunia, kehidupan, dan anak keturunannya .. bagi saya yang pernah jadi perokok berat dan lama perokok adalah pribadi yang egois dan egocentris tak memikirkan lingkungannya .. ia pun tak pandai menguasai diri untuk menaklukan kecanduan merokok ..

2. Merokok menunjukan kelemahan diri seseorang ..

Merokok adalah kebiasaan buruk yang dapat membunuh diri sendiri dan orang di sekitar si perokok itu ..

Kalau tau itu adalah kebiasaan buruk dan merupakan pembunuhan perlahan terhadap diri sendiri dan lingkungan kenapa masih terus merokok? .. karena tak sadar, egois, atau lemah menguasai diri sendiri?? .. kenikmatan sesaat itu menguasai darah dan diri kita .. tanpa nikotin dalam tubuh kita menjadi tak berdaya .. artinya rokok lebih hebat dari pada diri kita sendiri dong yah :-)

Kalau untuk mencari kenikmatan atau menenangkan diri perlu alat bantu seperti rokok atau obat-obatan, bisa dipastikan artinya orang itu tak cukup bahagia dengan dirinya sendiri ..

3. Merokok di depan umum mengajarkan generasi berikutnya untuk ikut merokok dan biasa saja dengan asap rokok ..

Anak-anak bangsa akan mencontoh ibu menterinya .. perbuatan yang terlihat lebih mudah diteladani oleh anak-anak .. sikap orang tua dan panutan mereka otomatis akan ditirunya ..

4. Kalau si ibu terpilih menjadi menteri yang mengurusi kelautan apakah rokok ibu dan anak buah ibu bukannya makin mengotori alam Indonesia?? .. polusi asap rokok ibu dan bawahan ibu akan menambah masalah !! .. bukannya begitu, Bu?

Kalau saya mau menulis lebih panjang lagi, sebetulnya masih banyak lagi yang bisa saya sampaikan di sini .. tapi saya rasa 4 hal di atas seharusnya sudah bisa menyadarkan ibu menteri untuk SETIDAKNYA janganlah merokok di tempat umum atau saat sedang diwawancara .. rak ilok, Bu ..

Simpan saja kebiasaan buruk ibu itu untuk diri sendiri .. ibu kan seorang menteri .. pasti banyak anak bangsa yang mengidolakan ibu dan mencontoh tingkah laku ibu .. tapi merokoknya tidak usahlah ditampilkan secara terbuka, Bu ..

Bukannya makin lama ibu tinggal di luar negeri makin ibu tau banyak tempat-tempat yang dilarang merokok bahkan di tempat terbuka seperti taman umum sekali pun?? .. area hidup perokok di luar negeri makin lama makin kecil, Bu .. bahkan di pub dan club tempat dugem saja sudah banyak yang melarang kita merokok di dalamnya.

Maaf ya, Bu Menteri .. Ibu belum kerja saya sudah ribut dengan kebiasaan buruk ibu .. soalnya saya punya 2 orang anak wanita usia remaja yang selalu saya sampaikan bahwa wanita Indonesia adalah wanita kuat yang berbudaya tinggi .. mereka berjuang untuk keluarga sehingga hampir tak sempat memikirkan diri sendiri serta memelihara kebiasaan buruk ..

Saya juga sudah mengisahkan pada kedua putri saya bahwa tanpa pendidikan yang tinggi pun ibu mampu mencapai tingkatan kehidupan finasial yang jauh di atas rata2 orang yang sekolah tinggi .. Saya sampaikan kepada kedua putri saya bahwa Ibu Menteri adalah orang yang patut dicontoh ..

Tapi ternyata saya salah, Bu .. Ibu tak sehebat yang saya kira .. Ibu bukan contoh yang baik buat kedua anak saya ..

Jangan sampai kedua putri saya men-syah-kan diri menjadi perokok karena Ibu Menteri yang mereka pandang tinggi adalah perokok.

Mohon maaf ya, Bu .. mohon jangan marah .. saya hanya menyampaikan apa yang ada di benak saya dan saya rasa juga jutaan ibu-ibu Indonesia lainnya .. semoga Ibu terbuka menerima masukan ini ..

Salam Indonesia Baru .. Salam Revolusi Mental ..

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun