Dan jangan berkecil hati bagi kalian yang belum memiliki kesempatan gemilang di hari ini. Karena benar, seringkali pepatah bahwa kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda memang terbukti adanya. Bagi kalian yang belum sempat menikmati jenjang pendidikan tinggi, ataupun menapaki universitas/sekolah tinggi/akademi tak terkenal, teruslah percaya. Bahwa ilmu terbaik adalah pengalaman, yang diperoleh dari belajar tanpa henti di universitas kehidupan ini. Bukan terbatas di ruangan berbatas tembok-tembok gagah, atau ruang berpendingin nyaman dan wangi.
Berikut ini kembali saya ingin bercerita tentang seorang pengusaha sukses bernama Pak Js yang kini memiliki beberapa perusahaan cukup besar. Beliau pernah pengenyam pendidikan tinggi di Yogyakarta, namun memilih menekuni bisnis yang mungkin bagi sebagian orang dilihat sebelah mata. Tahukah apa bisnisnya itu?? Adalah berdagang mainan anak-anak murah meriah yang dijajakan oleh para abang-abang keliling kampung, atau di sekolah-sekolah TK/SD. Mainan yang terbuat dari plastik murah aneka karakter, dengan harga mulai Rp. 500,- rupiah saja.
Kenapa Pak Js melihat mainan murahan itu sebagai peluang emas? Karena transaksi yang dihasilkan adalah melibatkan uang tunai! Perputaran uang yang amat menarik tentunya. Receh demi receh itu juga dengan mudah akan dikeluarkan oleh anak-anak dari sebagian uang jajan mereka. Orang tua pun tidak akan mikir 2-3x untuk melakukan keputusan pembelian mengingat harganya yang sangat terjangkau. Karakteristik orang Indonesia yang sering mengabaikan uang receh pun adalah peluang besar tentu saja. Ditambah barang-barang mainan tersebut mudah rusak, mudah hilang, atau karakter anak yang mudah bosan sehingga ingin memiliki jenis mainan lain menjadi poin berikutnya.
Untuk awal, Pak Js memang mendatangkan mainan itu import dari China beberapa container sekaligus. Tentu dengan menyiapkan lini berikutnya yang adalah para penampung dimana mereka pun memiliki kaki-kaki lagi berupa para pedagang keliling. Nah, dari produk-produk China itulah beliau belajar memproduksi sendiri. Dari membuat moulding ( cetakan ) hingga mencari bahan-bahan lokal. Produk paling diminati / paling laku di pasaran menjadi produk yang pertama kali dibuat. Istilah ATM – Amati, Tiru, Modifikasi pun dijalankan dengan sangat baik. Maka, kini Pak Js memiliki pabrik mainan anak-anak sendiri sebelum kemudian menjalankan usaha lain di bidang pembuatan box panel listrik di daerah Tangerang.
“Wuihhh…. Keren amat ya. Sebuah peluang usaha yang nggak terpikir akan jadi bisnis raksasa. Jadi sebenarnya apa saja kalau ditekuni dan dipelajari beneran ya bisa menghasilkan ya? Tidak selalu perlu ilmu yang rumit tingkat tinggi untuk bisa jadi miliarder! Dan kecerdasan seseorang mengolah peluang itu bisa mengalahkan orang-orang yang secara akademis dianggap pintar…” komentar saya mendengar cerita suami tentang kenalannya itu.
“Iya benar…. Aku sempat ke kantornya di daerah Tangerang. Saat itu perusahaannya mau beli panel listrik. Kalau mereka kan jualnya hanya box nya saja, tidak berikut isi dan sistem-nya. Dan perusahaan mainan anak itu jangan salah, omsetnya miliaran per bulan! Jadi di sana ada satu ruangan yang dipakai anak buahnya untuk ngitungin duit receh dan duit-duit lembaran lecek.. Ya ada uang seribuan kusut, dua ribuan…wis lah, komplit! Mereka ada yang ngitungin, ada yang meluruskan satu per satu, terus diiketin jadi gepokan. Tahu ngga, berapa orang tukang ngitung duitnya, ada 6 orang!! Aku sampai geleng-geleng kelapa….Edan juga, seruuu!! Hehehe…”
Kini Pak Js bahkan memperluas usahanya dengan mendirikan pabrik serupa di daerah Slawi. Konon, beliau merektrut sahabat baiknya untuk memegang salah satu perusahaannya. Dan memang kelihatannya begitulah konsep bisnisnya. Bikin usaha, sistem sudah jalan, diserahkan ke orang lain yang dipercaya untuk mengelolanya. Dia bikin lagi yang baru, sehingga sekarang perusahaannya kalau tidak kurang dari 4 buah.
Maka untuk adik-adik generasi muda yang mungkin masih memegang idealisme hidup yang tinggi, lihatlah! Bahwa mendapatkan prestasi akademik yang tinggi dan mengenyam pendidikan terbaik memang sebuah hal yang baik untuk diperjuangkan. Namun, itu bukan satu-satunya bekal yang kemudian menjadikan diri lalai dengan ‘kebanggan” sesaat. Karena universitas kehidupan menyediakan pelajaran dan peluang tak terbatas untuk diserap oleh akal manusia.
Selalu ingatlah, bahwa pintu kesuksesan itu ada di mana-mana. Ada seribu jalan menuju Roma. Membekali diri dengan karakter-karakter baik, memperluas wawasan/pergaulan, memilih ‘melakukan’ daripada sekadar “belajar kontekstual’ akan memungkinkanmu melihat dunia dari banyak jendela yang terbuka di hadapan! :D