Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Pungli? Hush... Sstt...

21 Oktober 2016   09:17 Diperbarui: 22 Oktober 2016   13:23 60 0
Bicara PUNGLI di negeri ini mah ibarat ngomongin Kentut haha kok bisa. Iya, kentut itu cukup dihirup, dicium, dinikmati aromanya. Orang sudah capek-capek mengolahnya, melepasnya, Anda tinggal cium cium saja kok protes, kok nuduh, kok rame, ya kira-kira begitu lah pungli. Pungutan liar ini diolah sedemikian rupa, dikasi judul macem-macem, diberi bahasa halus, dikasi sebutan keren, yang ujung-ujungnya tetap saja Anda keluar biaya diluar ketentuan berlaku atau dibuat seolah-olah memang harus ada biaya, pengeluaran tersebut. Namanya juga liar. Anda mau teriak, Anda mau protes, bisa-bisa Anda yang dikondisikan Salah, Ya SALAH, seolah-olah kita-kita harus mahfum, legowo, nerimo, dengan keadaan, kondisi Pungli tersebut. Orang-orang tak berani protes, bahkan meng"iya"kan praktik ilegal tersebut. Ya wajar lah, kan mereka capek, alah cuma segitu juga, berapa sih 10.000, itung-itung tanda terima kasih, dan sebagainya, dan seterusnya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun