Keberadaan seorang La Ali, lelaki asal Sulawesi Tenggara ini, sudah pernah diangkat lewat media mainstream (sejumlah koran lokal) juga Social Media (Facebook/twitter), bantuan-bantuan juga sudah diberikan, seperti sembako dan perlengkapan rumah ala kadarnya oleh SKPD/Pemerintah dan masyarakat umum, namun hidup tetap harus berjalan.
La Ali, terbaring lemah, dibilik 2 X 3 yang sangat sederhana beralas kasur tua diatas tanah, menikmati hidup kesehariannya. Siang diterangi matahari, malam diterangi lampu botol/minyak. Menelan ludah yang menyesakkan dada, ketika penulis meninggalkan tempat itu.....