Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerita Pemilih Pilihan

Golput Bukan Dosa

20 Maret 2019   17:55 Diperbarui: 20 Maret 2019   18:02 133 4
Suatu hari, Budayawan Frans Magnis Soeseno menulis sebuah artikel di Harian Kompas yang menyoal tinggi dan adanya ajakan untuk tidak menggunakan hak pilih pada Pemilu dan Pilpres yang akan datang. Sontak tulisan Budayawan sepuh itu menjadi trending topic di jejaring media sosial. Isinya juga bermacam, mulai dari menolak tulisan opini tersebut, sampai kemudian ada pula yang menyesalkan kenapa sekelas Franz Magnis mau maunya menuliskan opini demikian.

Pro dan Kontra itu kemudian berlanjut tak beberapa hari kemudian, peneliti senior Lingkaran Survey Indonesia (LSI) Denny JA merilis sebuah meme melalui situs percapakan online Whatsapp yang menyebutkan bahwa angka golput yang tinggi akan menjadi penyebab kekalahan Jokowi - Ma'ruf.

Baik Romo Magnis dan Denny JA tentu punya alasan. Keduanya menulis berdasarkan pengalaman dan cara berpikir keduanya. Romo Magnis mengacu pada ajaran Gereja Katolik yang telah membuat keputusan dan pesan moral  tahun ini bahwa salah satu alasan untuk tidak Golput adalah memilih yang paling sedikit keburukannya.

Apa yang telah ditulis oleh Romo Magnis sebenarnya menurut saya biasa biasa saja. Sebab dalam situasi ketidaknyamanan politik saat ini banyak sekali warga atau calon pemilih memilih untuk tidak menggunakan haknya itu pada saat hari H. Hal itu jelas tidak bisa disalahkan. Seharusnya Romo Magnis menyalahkan para elit politik yang tak kunjung mampu menyajikan suasana politik yang ramah dan jauh dari hawa kemarahan saat ini.

Jadi, jika Magnis melarang golput, jelas ia juga harus memahami bahwa carut marut politik saat ini menjadi penyebab semuanya. Perdebatan yang timbul pasca terbitnya tulisan itu semakin menguatkan hawa golput di kalangan pemilih terdidik. Ini adalah konsekuensi besar. Diakui apa yang dituliskan Denny JA sedikit banyak mendekati kebenaran karena memang banyak pendukung Jokowi, yang memandang golput sebagai ancaman karena akan menggerus peruntungan elektoral mereka,

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun