Mentari bersinar terang. Aku mengibas-kibaskan jaket yang kukenakan. Glek.Glek.Glek. Tenggorokan aku sirami dengan air dari botol yang aku bawa. Hujan ga kepanasan, panas ga kehujanan. huft! padahal sepanjang jalan tadi ketika mengendarai motor udara berhembus selaras dengan kecepatan yang aku pacu. Kataku menggerutu sendiri. Orang yang mengendarai motor datang dan pergi silih berganti. Sesaat kemudian aku beranjak dari motor. Melangkahkan kaki perlahan. Setapak. Dua tapak. Bolong di sepatu menganga jelas.
Beberapa orang sedang menunggu di depan lift. Aku melirik ke kanan. Tepat di tempat yang sama. Helm coklat itu bertengger di atas spion motor yang masih jelas sekali ku ingat. Body plastik di motor itu bertatokan bermacam stiker. Sekelebat bayangan pemilik motor itu pun aku masih bisa rasakan. Aku menggelengkan kepala. Ah, mungkin itu cuma perasaan sesaat. Bisikku dalam hati. Ting. Lift yang ditunggu tiba di bawah. Kerumunan dari dalam ke luar.Â