Banyak pihak yang menginginkan Anies mengembalikan fungsi trotoar sebagai tempat berjalan kaki tanpa menempatkan panggung seni maupun kios-kios. Namun yang terpenting adalah, design trotoar baru ini mendapatkan protes dari Walhi dan koalisi pejalan kaki terkait rencana pemerintah yang ingin menebang serta memindahkan sekitar 451 pohon disepanjang jalan Sudirman-Thamrin(Tempo.co). Wakil Gubernur Jakarta, Sandiaga Uno membenarkan hal tersebut. 451 pohon yang terkena imbas pembongkaran jalur hijau tersebut akan dipindahkan ke Waduk pluit dan teknisnya diserahkan kepada Dinas Kehutanan(Tempo.co).
Pendiri Thamrin School of climate Change and Sustainability, juga ikut mempertanyakan urgensi Anies-Sandi menebang dan memindahkan 451 pohon tersebut. Aktivis gerakan #AyoPelukPohon ini mengatakan kebijakan ini setidaknya akan berimbas pada tiga aspek yaitu Lingkungan, Ekonomi dan waktu pengerjaan(Tempo.co).
Kebijakan membongkar jalur hijau dengan menebang maupun memindahkan Pohon tersebut benar-benar menuai banyak kritik. Banyak pihak yang meragukan proses pemindahan pohon tersebut akan berhasil, terlebih lagi dipindahkan ke waduk pluit yang revitalisasinya juga masih bermasalah. Selain itu, memindahkan pohon dari satu lokasi ke lokasi yang lain tentu memakan dana yang tidak sedikit, bahkan lebih besar jika dibandingkan dengan sekedar menebang pohon. Selain itu juga beresiko bahwa pohon yang dipindahkan akan mati. Namun yang lebih penting lagi adalah, dengan waktu yang mepet dan pekerjaan yang kompleks, apakah revitalisasi trotoar ini akan selesai sebelum perhelatan Asian games?