Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Aku Ophelia

11 Februari 2015   15:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:27 167 0
Aku Ophelia

Wahai sudah tahukah engkau betapa musim salju

Telah mengantarkan gigil masa mudaku

Menerpa tiap singkap gaunku panjang menjangkau semampai tubuhku

Tubuh indahku

Betapa menjadi cantik adalah kutukan

Dan menjadi jelita adalah takdir kebinasaan

Ophelia namaku

Anak gadis Bapa Polonius kepala penasihat agung raja Claudius

Di negeri tanah beku ini

Di negeri para ksatria salib putih

Di tengah waktu ketika tahta dan birahi bersetubuh dengan intrik dan pengkhianatan

Aku menari di tengah pusarannya

Pusaran maya dari maya

Pusaran mimpi dari mimpi

Pusaran mati demi mati

Tak terperikankah olehmu?

Betapa bagai taman labirin kastil elsinor jalan hidup berliku yang kutempuh

Betapa bagai bunga merekah di musim semi aku dibekap raja kumbang Claudius

Menyengatku perkasa dengan gagahnya

Menancapkan benih di tubuhku dan bersulur memabukkanku

Aku Ophelia kuntum bunga musim dingin yang tersisa mekar

Dan terperangkap dalam birahi pucuk pucuk kekuasaan

Bisa apakah aku anak gadis jelita berambut merah menekur diri

Dalam kegamangan terlalu

Aku Ophelia gadis belia yang terkoyak sudah karena jelitaku

Menatap nanar masa depan tertunduk habis dirajam mata indah ratu Gertrude

Geram ratu kutahu mendidih darahnya sontak tahu aku telah dicumbu sang raja

Menikahlah dengan anakku, titah ratu padaku dalam rinai salju muram

Anakku Hamlet akan menjadi suami yang baik bagimu, Ophelia

Hamlet!

Darah muda yang menderas dalam tubuh satria

Bermata elang dan bercakar singa

Berdada bidang bagai beruang dengan cengkeraman perkasa yang meninabobokan

Gadis gadis skandinavia

Dan Hamlet

Hamletku manis gagah dalam jubah para ksatria merah darah

Benarkah kau mencintaiku jiwa dan raga setelah kaujelajahi tubuh tubuh molek perempuan

Di sepanjang jalan tanah tanah eropa?

Masihkah kau ingat akan janjimu di pelataran kastil elsinore bertahun lalu

Untuk menjadikanku ratu tanah beku ini sebelum kaulumat bibirku

Dengan gemuruh bibirmu?

Hamlet pangeran duka cita berdendam atas kematian Bapanya raja lama negeri

Tanah beku ini

Jangan percaya pada cinta Hamlet padamu,Ophelia, kata Laertes kakakku berbisik

Dia gila

Dia hanya cinta dirinya sendiri

Dia tidak serius padamu

Hamlet pangeran duka cita menusuk mati Bapaku Polonius di balik tirai beludru ungu

Duka itu meremukkan tulang tulang ragaku

Duka itu melantakkan sukmaku

Duka itu mencincang cintaku pada dua lelakiku itu

Wahaiii…

Duka ini Bapa Di Surga sungguh tak terperi kutanggung di jalan deritaku ini

Tak kupahami takdir macam apa yang paksa Kau susupkan ke jiwaku

Aku hilang daya

Aku hilang akal

Aku lampus dalam masa mudaku ini

Aku Ophelia, ah,

Entahlah apa benar aku Ophelia yang pernah kau kenal

Di lorong lorong taman hutan ini aku berkelana

Dan bangsawati kastil elsinore menatapku iba dan pedih

Sepanjang hari kukunyah derita ini di mulutku dengan helai helai mawar dan lili

Dan kusulurkan semak dan perdu ke sekujur tubuhku

Dan kudendangkan lagu lagu biara masa kecil

Sambil kutakhenti menangis dan tertawa kecil

Waktu siang meradang

Waktu Hamlet dan Laertes bertarung dalam tanding pedang beracun

Demi berangkai dendam demi dendam dan dendam…

Aku tenggelam dalam telaga yang damai

Yang tenang dan dingin menyambut tubuhku dalam pelukan sayang

Pelukan kasih Ibu yang lama telah kulupa

Entah kenapa akhirnya aku berbaring di dasar telaga ini

Entah bagaimana aku mati

Yang kuingat hanyalah bayang

Ratu Gertrude berlari berkabar

Ophelia mati tenggelam di telaga di tengah hutan

Di tengah laga beracun di antara dua pedang dendam

Dua lelaki yang kucinta

Ophelia namaku

Duka dan cinta adalah aku

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun