Wahai sudah tahukah engkau betapa musim salju
Telah mengantarkan gigil masa mudaku
Menerpa tiap singkap gaunku panjang menjangkau semampai tubuhku
Tubuh indahku
Betapa menjadi cantik adalah kutukan
Dan menjadi jelita adalah takdir kebinasaan
Ophelia namaku
Anak gadis Bapa Polonius kepala penasihat agung raja Claudius
Di negeri tanah beku ini
Di negeri para ksatria salib putih
Di tengah waktu ketika tahta dan birahi bersetubuh dengan intrik dan pengkhianatan
Aku menari di tengah pusarannya
Pusaran maya dari maya
Pusaran mimpi dari mimpi
Pusaran mati demi mati
Tak terperikankah olehmu?
Betapa bagai taman labirin kastil elsinor jalan hidup berliku yang kutempuh
Betapa bagai bunga merekah di musim semi aku dibekap raja kumbang Claudius
Menyengatku perkasa dengan gagahnya
Menancapkan benih di tubuhku dan bersulur memabukkanku
Aku Ophelia kuntum bunga musim dingin yang tersisa mekar
Dan terperangkap dalam birahi pucuk pucuk kekuasaan
Bisa apakah aku anak gadis jelita berambut merah menekur diri
Dalam kegamangan terlalu
Aku Ophelia gadis belia yang terkoyak sudah karena jelitaku
Menatap nanar masa depan tertunduk habis dirajam mata indah ratu Gertrude
Geram ratu kutahu mendidih darahnya sontak tahu aku telah dicumbu sang raja
Menikahlah dengan anakku, titah ratu padaku dalam rinai salju muram
Anakku Hamlet akan menjadi suami yang baik bagimu, Ophelia
Hamlet!
Darah muda yang menderas dalam tubuh satria
Bermata elang dan bercakar singa
Berdada bidang bagai beruang dengan cengkeraman perkasa yang meninabobokan
Gadis gadis skandinavia
Dan Hamlet
Hamletku manis gagah dalam jubah para ksatria merah darah
Benarkah kau mencintaiku jiwa dan raga setelah kaujelajahi tubuh tubuh molek perempuan
Di sepanjang jalan tanah tanah eropa?
Masihkah kau ingat akan janjimu di pelataran kastil elsinore bertahun lalu
Untuk menjadikanku ratu tanah beku ini sebelum kaulumat bibirku
Dengan gemuruh bibirmu?
Hamlet pangeran duka cita berdendam atas kematian Bapanya raja lama negeri
Tanah beku ini
Jangan percaya pada cinta Hamlet padamu,Ophelia, kata Laertes kakakku berbisik
Dia gila
Dia hanya cinta dirinya sendiri
Dia tidak serius padamu
Hamlet pangeran duka cita menusuk mati Bapaku Polonius di balik tirai beludru ungu
Duka itu meremukkan tulang tulang ragaku
Duka itu melantakkan sukmaku
Duka itu mencincang cintaku pada dua lelakiku itu
Wahaiii…
Duka ini Bapa Di Surga sungguh tak terperi kutanggung di jalan deritaku ini
Tak kupahami takdir macam apa yang paksa Kau susupkan ke jiwaku
Aku hilang daya
Aku hilang akal
Aku lampus dalam masa mudaku ini
Aku Ophelia, ah,
Entahlah apa benar aku Ophelia yang pernah kau kenal
Di lorong lorong taman hutan ini aku berkelana
Dan bangsawati kastil elsinore menatapku iba dan pedih
Sepanjang hari kukunyah derita ini di mulutku dengan helai helai mawar dan lili
Dan kusulurkan semak dan perdu ke sekujur tubuhku
Dan kudendangkan lagu lagu biara masa kecil
Sambil kutakhenti menangis dan tertawa kecil
Waktu siang meradang
Waktu Hamlet dan Laertes bertarung dalam tanding pedang beracun
Demi berangkai dendam demi dendam dan dendam…
Aku tenggelam dalam telaga yang damai
Yang tenang dan dingin menyambut tubuhku dalam pelukan sayang
Pelukan kasih Ibu yang lama telah kulupa
Entah kenapa akhirnya aku berbaring di dasar telaga ini
Entah bagaimana aku mati
Yang kuingat hanyalah bayang
Ratu Gertrude berlari berkabar
Ophelia mati tenggelam di telaga di tengah hutan
Di tengah laga beracun di antara dua pedang dendam
Dua lelaki yang kucinta
Ophelia namaku
Duka dan cinta adalah aku