Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

Pemikiran Humanisme Perspektif Abdurrahman Wahid

22 Juni 2024   19:32 Diperbarui: 22 Juni 2024   19:38 47 0
Sejak munculnya akar kesejarahan humanisme Islam dapat dilihat dari
pertama kalinya digunakan istilah tersebut, terutama dipakai untuk pertama
kalinya oleh para pemikir dari abad 14 M menjelang berakhirnya abad
pertengahan sampai Renaissance. Pada abad peralihan ini, pemikiran manusia
menghadapi suatu lompatan signifikan dan perubahan cara pandang yang sangat
mendasar terkait perbincangan tentang alam semesta (makro-kosmos) kepada
perbincangan tentang manusia (mikro-kosmos).
Memasuki permulaan abad ke-15 Masehi, lingkungan pendidikan di Eropa
terutama di Italia telah terpengaruhi oleh humanisme. Humanisme tersebar
melalui paradigma, pemikiran, dogma-dogma atau ajaran-ajaran agama memasuki
ranah pendidikan, seperti sekolah dan universitas. Pada sekitaran abad ke-19, kata
humanisme dikenal sebagai suatu istilah di dalam wacana filsafat. Pada saat
memasuki awal abad ke-20 Masehi, para cendekiawan seperti Jaquet Maritain,
Bernard Muchlandm Boissard, Ali Syariati, dan Sayyid Vahiduddin, serta
cendekiawan lainnya mulai memahami bahwa memisahkan antara agama dan
humanisme menyebabkan berbagai kesenjangan, dan mereka mengatakan bahwa
antara keduanya bukanlah hal yang bertentangan, sedangkan keduanya saling
memberi dan melengkapi.
Berdasarkan analisis secara historis dan etimologis, dapat disebutkan
bahwa inti-inti permasalahan yang menjadi kajian utama humanisme, diantaranya:
a) Pembelaan terhadap nilai-nilai moral dan jaminan kebebasan manusia.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun