inilah secarik warkah
sebuah negeri yang hancur
belantara yang sunyi
dikirim melalui selat malaka
entah berlabuh di mana
dihempasan ombak
warkah bawa pesan
sebuah negeri yang hancur
kampung halaman, identitas tercabik
darah kebencian mendendam
semalam lakseumana keumalahayati
memberi pesan lewat sms: biarkan
bibir pantai perahu amat rhangmanya
melaut samudera kapal-kapal
berlayar arung kehidupan
waktu bersamaan tjoet nyak dhien
menyampai kesal melalui faksimil:
mengapa iskandarmuda memimpin negeri
lilawangsa dan teuku umar jadi pecundangnya
dalam pula itu abu beurueh
mengucap fatwa dari telepon genggam:
tiada siapa dapat membunuh siapa
tiada diri menjadi menjadi tanpa adaptasi
inilah warkah sebuah negeri yang hancur
terombang-ambing laut malaka
Banda Aceh, 29 September 2002