Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

o

18 Agustus 2024   12:49 Diperbarui: 18 Agustus 2024   13:10 12 0
o

hati kuberikan pada manusia
pikiran menuju Tuhan
lalu kuarungi samudera
sambil menebar jala kesegala arah,
dalam diam kubaca gerak
dalam gerak kubaca isyarat
dalam isyarat kulihat hakikat bertemu dingin yang tak kuingin
Engkau diatas tak terhingga tak terbatas?
kucari pada wanita entah tak kusimak dada umara entah tak kubaca jiwa ulama entah tak kulihat aku kecewa dicerca akupun meronta merambah apa saja tubuh terluka hati semakin menganga akupun berlari menderu memburu semakin lama semakin menderu
hati dan jiwa semakin dingin sadar tak sadar seluruh pikir tak rasa dalam dingin tiada kita semakin berjarak aku kehilangan arah kehilangan Kau hati bagai singa meronta mencakar mencabik-cabik kesendirianku Tuhan berdarah ia menerjang keinsananku ia meronta menembus belantara gelap rimba Mu ia marah tapi bukan kemarahan ia benci tapi bukan dendam ia memaki tapi bukan kesakitan ia meronta tapi bukan perlawanan ia menjangkau Tuhan mencankar jantung hatiku tercabik berdarah ia mencakar-cakar keinsananku dengan kalap ia melesat menghampiri diri Mu o tak sederhana hidup semakin jelas, Tuhan!


Banda Aceh, 1992

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun