Berulang kali terjadi. Terjerembab namun bangga dengan stagnasi pemahaman. Interupsi dan kritik bernada pedas berubah menjadi latar bertema senda gurau. Dunia layar kaca menjadi potret vulgar carut marut dan teori anti etika dari sekelompok manusia kumuh Indonesia.Â
KEMBALI KE ARTIKEL