Tak hanya media, sebagian penduduk negeri ini pun ikut terpecah konsentrasinya antara mengamati Piala Dunia atau perkara kudeta. Para pengamat sibuk menerka-nerka apakah gerangan yang mempelopori kehadirannya, para politisi saling lempar wacana, pun para pembicara setingkat warung kopi begitu asik memperbincangkan manfaat apa yang didapatkan jika kelak terjadi kudeta. Akan tetapi, jika dilihat dari keseriusan topik yang dibicarakan, rasa-rasanya para pembicara setingkat warung kopi saja yang lebih realistis. Rakyat memang paling polos, seringkali.