Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Alam & Tekno

Maraknya Perselingkuhan: Apakah Kesiapan Mental Berumah Tangga Menjadi Penyebab Utamanya?

7 Juni 2024   09:15 Diperbarui: 7 Juni 2024   09:30 62 0
Pernikahan merupakan persatuan dua individu dewasa yang memiliki hubungan intim secara seksual dan diakui secara hukum serta sosial. Membahas pernikahan sering kali tidak bisa lepas dari isu perselingkuhan. Berdasarkan survei dari JustDating, Indonesia menempati posisi kedua di Asia dengan kasus perselingkuhan tertinggi, yaitu sebesar 40%. Kasus perselingkuhan paling banyak terjadi pada kelompok usia 30-39 tahun (32%), diikuti oleh kelompok usia 19-29 tahun (28%), dan 40-49 tahun (24%). Hal ini menunjukkan bahwa sekitar 60% perselingkuhan terjadi pada usia dewasa muda. Masa dewasa muda, yang dimulai dari usia 18-40 tahun, merupakan fase penting untuk memilih pasangan hidup dan membangun rumah tangga. Menurut studi Glass & Staeheli dalam Adam (2020), ditemukan bahwa 6 hingga 8 dari 10 pria yang sudah menikah pernah berselingkuh. Didukung oleh riset yang melibatkan responden dari 14 provinsi di Indonesia, menunjukkan bahwa suami memiliki potensi lebih besar untuk berselingkuh (75%) dibandingkan istri (40%).

Perselingkuhan merupakan salah satu penyebab utama perceraian (Hawkins, Willoughby, & Doherty, 2012). Perselingkuhan mencakup keterlibatan seksual atau emosional oleh salah satu atau kedua individu dalam hubungan berkomitmen yang dianggap melanggar kepercayaan atau norma (baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat) (Blow & Hartnett, 2005). Penelitian Glass & Wright (1992) mengidentifikasi alasan seseorang berselingkuh meliputi faktor seksual, emosional, cinta, dan motivasi ekstrinsik. Terdapat beberapa jenis perselingkuhan: sexual infidelity (hanya melibatkan aktivitas seksual tanpa perasaan), romantic infidelity (hanya melibatkan perasaan tanpa aktivitas seksual), dan sexual and romantic infidelity (melibatkan keduanya) (Glass & Wright, 1992). Dampak dari perselingkuhan termasuk hilangnya keharmonisan dan menurunnya kepercayaan anggota keluarga terhadap pelaku perselingkuhan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun