Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Pemilu Pilih Siapa Ya?

16 Maret 2009   13:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   20:16 225 0
Saya ini gelap benar soal dunia politik di Indonesia. Bukannya tidak tertarik tapi kok yang sampai di kuping selalu bikin ngenes. Lama tinggal di negara orang memang sering membuat diri jadi lalai dengan dunia perwayangan bangsa sendiri. Kafir kah saya? karena yang ada malah lebih senang memantau si kerdil Sarkozy bersama istrinya Carla Bruni. Lebih seru lebih banyak gosip. Lalu ketika dapat surat untuk memilih wakil rakyat...wah  lagi-lagi saya merasa di buat bersalah karena tak tahu harus pilih siapa????

Surat yang datang di dalam amplop kecil itu, hanya sebuah undangan kepada warga indonesia bila ingin berpartisipasi dalam pemilu. Herannya sudah lama tidak nyoblos secara langsung tetap saja saya senang di anggap suara saya yang jauh di ujung dunia ini masih di minta. Dan seperti biasa saya selalu dengan kilat membalas dengan menyatakan ikut serta. Soal nanti mau golput atau pilih berdasarkan hati nurani atau bujukan teman dan keluarga itu urusan belakangan. Yang penting ikutan daftar dulu.

Lalu mulailah saya kasak kusuk cari info, mana yang harus dipilih. Tentu saja alas komunikasi yang saya pakai 'FaceBook' biar mantap dan langsung dapat hasil. Benar saja jawaban langsung mengalir. Lucunya jawaban mereka sebagian besar tidak di lembar dinding saya, melainkan lewat pesan pribadi. Wah masih rahasia yang tak bebas di umbarkan ternyata. Setuju!

Rata-rata memang menyuruh saya pilih yang lama saja. Apalagi ada yang bilang "kamu kan beli rumah dekat dia di Cikeas, nah kalo dia kepilih lagi bakalan ada jalan tol langsung tuh nantinya dari sana asyik kan?" Hehehe saya sih cuma bisa nyengir menanggapi.

Teman saya yang lainnya malah mengirimkan email  berbagai spanduk kampanye pemilu. Katanya biar saya puas melihat, melototi dan mentertawakan karena memang sebagian besar lebih kearah kampanye lawak ketimbang politik. Yang seperti inilah sering membuat kami yang tidak hidup di tanah air jadi buta soal pemilu. Walaupun sebelum pemilu biasanya sering di adakan pertemuan di kedutaan atau konsulat untuk menjelaskan tata tertib pemilu tetap saja kami gelap soal siapa yang di pilih.

Kebanyakan memang pada akhirnya cari info dadakan lewat internet. Mengikuti perkembangan tanah air tidak mudah. Banyak yang bilang saya ini sudah murtad karena tak terlalu peduli dengan keadaan politik bangsa. Waduh tega nian yang bilang saya itu! Nanti kalau suatu saat dirinya jadi saya pasti baru sadar jangankan ngikutin situasi politik Indonesia, ngurus rumah dan keluarga sambil kudu cari nafkah saja sudah bikin ubanan. Trus kalau saya golput lagi? wah nanti saya ini di bilang menganut golongan haram!! Ihhh apa tidak serem??

Judulnya, setiap pemilu saya senang kok bisa ikutan berpartisipasi apalagi tahun ini rencananya akan memilih langsung di konsulat Indonesia tidak lewat pos seperti dulu. Soal siapa yang di pilih masih ada hari lah untuk kasak kusuk lagi. Asalkan tidak di kutuki lagi saja oleh teman sebangsa.....

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun