Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Refleksi Individu - Mulai dari Diri Modul 2.1

11 Februari 2023   00:46 Diperbarui: 11 Februari 2023   01:10 33471 1
REFLEKSI INDIVIDU
PEMBELAJARAN 1 -- MULAI DARI DIRI MODUL 2.1
PEMBELAJARAN UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN BELAJAR MURID

Assalamualaikum Wr.Wb.
Salam Sehat dan Bahagia...
Saya Dini Nurani Rahmawati, S.Pd.,adalah calon guru penggerak angkatan 7 dari SMA Muslimin Cililin kabupaten Bandung Barat. Pada kesempatan kali ini saya akan menyampaikan tugas Refleksi Individu Pembelajaran 1 Mulai dari Diri yang merupakan bagian dari alur MERDEKA yang merupakan akronim dari Mulai dari diri, Eksplorasi konsep, Ruang kolaborasi, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi pemahaman, Koneksi antar materi, dan Aksi nyata.

Tujuan Pembelajaran Khusus:
CGP dapat berbagi pengalaman pribadi tentang bagaimana tindakan gurunya di masa lalu membantu dirinya untuk belajar dengan lebih baik sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Durasi : 2JP
Moda : Manidiri

Kutipan untuk hari ini:
 "Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat itu." (Ki Hajar Dewantara).

Pertanyaan Pemantik untuk Pembelajaran 1:
1.Bagaimana seorang guru dapat mengelola kelas dan memenuhi kebutuhan belajar murid-muridnya yang berbeda-beda?

Bapak/Ibu Guru hebat, pertanyaan pemantik ini sangat menarik perhatian saya. Ya, tentang kebutuhan belajar murid yang berbeda-beda. Bagaimana kita sebagai guru dapat mengelolanya di kelas?.
Sesuai pemikiran KHD bahwa setiap anak adalah unik dan memiliki kodratnya masing-masing. Tugas kita sebagai guru adalah menyediakan lingkungan belajar yang memungkinkan setiap anak untuk dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal sesuai dengan kodratnya masing-masing, dan memastikan bahwa dalam prosesnya, anak-anak tersebut merasa selamat dan bahagia.

Setiap murid yang duduk di kelas kita adalah individu yang unik dan ini seharusnya menjadi dasar dari praktik-praktik pembelajaran yang kita lakukan di kelas dan di sekolah, serta menjadi kerangka acuan saat mengevaluasi praktik-praktik pembelajaran kita. Begitu uniknya muird-murid kita sehingga menyebabkan betapa luas keberagaman murid-murid kita, memiliki karakteristik yang beragam, dengan keunikan, kekuatan dan kebutuhan belajar yang berbeda, maka sebagai guru kita perlu berpikir bagaimana caranya kita dapat menyediakan layanan pendidikan yang memungkinkan semua murid mempunyai kesempatan dan pilihan untuk mengakses apa yang kita ajarkan secara efektif sesuai dengan kebutuhan mereka.

Melalui pembelajaran berdiferensiasi diharapkan dapat memenuhi kebutuhan belajar murid-murid yang berbeda. Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha guru untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu murid. Menurut Tomlinson (1999:14) dalam kelas yang mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru melakukan upaya yang konsisten untuk merespon kebutuhan belajar murid. Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut.

Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom menyampaikan bahwa kita dapat melihat kebutuhan belajar murid, paling tidak berdasarkan 3 aspek yaitu Kesiapan belajar murid (readiness), Minat murid, dan Profil belajar murid.

Mendapatkan informasi tentang kebutuhan belajar murid, tidak selalu harus melibatkan sebuah kegiatan yang rumit. Guru yang memperhatikan dengan saksama hasil penilaian formatif, perilaku murid, refleksi murid, dan terbiasa mendengarkan dengan baik murid-muridnya biasanya akan lebih mudah mengetahui kebutuhan belajar murid-muridnya. Membuat catatan tentang profil murid juga akan sangat membantu guru menyesuaikan proses pembelajaran dengan kebutuhan murid-muridnya.

Bayangkanlah kelas yang saat ini Anda ampu dengan segala keragaman murid-murid Anda!

Murid di kelas memang unik dengan keberagaman masing-masing, istilahnya heterogen. Ini kenyataan yang harus diakui. Mereka datang dengan latar belakang ekonomi berbeda, terkadang orang tua tidak lagi lengkap, berasal dari sekolah yang berbeda, datang dengan membawa prestasi berbeda, kegemaran berbeda, kecakapan berbeda, agamapun berbeda. Intinya mereka memiliki latar belakang yang berbeda-beda, mulai dari finansial, lingkungan, sosial, emosional, dan lain-lain. Dalam satu kelas saja terdapat berbagai karakteristik anak, potensi yang berbeda. Setiap anak memiliki minat yang tidak sama, kemampuan numerasi dan literasi yang beragam. Ada anak yang senang bekerja dalam kelompok adapula anak yang senang belajar sendiri. Ada anak yang senang mendengarkan penjelasan dari gurunya, ada juga yang senang mencatat materi penting alam bentuk tulisan atau sebuah gambar bahkan ada anak yang senang berdiskusi dan melakukan kegiatan praktek yang dapat menggerakkan anggota tubuh mereka. Ada anak yang senang belajar di dalam kelas ada juga yang senang di luar kelas. Ada anak yang pandai berbicara di depan kelas ada juga anak yang pemalu.  

Setiap harinya, tanpa disadari, guru dihadapkan pada keberagaman yang banyak sekali bentuknya, sehingga seringkali mereka harus melakukan banyak pekerjaan atau membuat keputusan dalam satu waktu. Misalnya, saat mengajar di kelas, seorang guru mungkin harus membantu satu muridnya yang kesulitan, namun di saat yang sama harus mengatur cara bagaimana agar saat ia membantu murid tersebut, kelasnya tetap dapat berlangsung dengan kondusif. Dalam kesehariannya, guru akan senantiasa melakukan hal ini, sehingga kemampuan untuk multitasking ini secara natural sebenarnya dimiliki oleh guru. Kemampuan ini banyak yang tidak disadari oleh para guru, karena begitu alaminya hal ini terjadi di kelas dan betapa terbiasanya guru menghadapi tantangan ini. Semua usaha tersebut tentunya dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk memastikan setiap murid di kelasnya sukses dalam proses pembelajarannya.

Saat ini saya mengajar Biologi di SMA Muslimin Cililin. Kelas yang saya ampuh adalah X dan XII dengan jumlah per kelas 34 murid. Saya mengajar 10 kelas betapa beragamannya murid-murid saya. Tapi saya senang bisa menemani mereka belajar di dalam kelas. Justru dari keberagaman murid saya itu saya tertantang untuk bisa menjadi guru yang dapat memenuhi kebutuhan belajar mereka yang berbeda-beda, saya harus banyak belajar belajar dan belajar lagi ternyata setiap anak itu unik dan bagimana memanusiakan anak itu tentunya dengan memperhatikan pendidikan yang sesuai dengan Filosofi Ki Hajar Dewantara melalui pembelajaran berdiferensiasi.

Apa yang telah Anda lakukan untuk melayani kemampuan murid yang berbeda? Apa yang Anda lakukan untuk membuat proses pembelajaran menjadi lebih mudah untuk murid Anda? Apakah ada perlakuan yang berbeda yang Anda lakukan?  Jika ada, perlakuan seperti apa? Jika tidak ada, apa dampaknya terhadap murid Anda?

Di setiap awal pembelajaran saya selalu melakukan asesmen diagnostik baik yang non kognitif maupun yang kognitif. Hal itu saya lakukan untuk dapat mengetahui kesiapan belajar murid saya, minat dan motivasi belajar murid saya saat itu. Pada awal tahun pembelajaranpun saya sering melakukan survey gaya belajar murid saya dengan menggunakan Vark Learn Kuesioner yaitu sebuah situs yang menyediakan kuesioner untuk mengetahui gaya belajar murid apakah kinestetik, visual, audio, atau audiovisual. Hal ini saya lakukan karena akan menentukan desain pembelajaran yang akan saya rancang.
Saya sering menyediakan sumber belajar yang berbeda seperti dalam bentuk E-modul, infografis, PPT, Video, buku paket, rangkuman materi, bahkan trik "jembatan keledai" cara mudah menghapal konsep-konsep yang ada pada materi Biologi. Hal ini saya lakukan agar bisa mempermudah dalam memenuhi kebutuhan belajar murid saya.

Saya juga sering mangajak murid saya belajar di luar kelas atau Outingclass seperti pada saat praktikum mengmati tumbuhan di sekitar sekolah, praktikum di laboratorium biologi, mengamati lingkungan sekitar dan sebagainya. Saya juga sering membuat anak bekerja dalam kelompok, berdiskusi, bermain games, dan ada ice breaking juga supaya anak tidak jenuh.

Saya melibatkan teknologi dalam berbabagi pembelajaran saya karena saya pikir anak gen Z ini sangat senang dengan hal-hal yang berbau teknologi. Dan yang terakhir saya juga sering meminta tugas yang harus siswa kumpulkan dalam bentuk yang berbeda beda sesuai kesenangannya mereka. Saya juga melakukan penilaian di awal pembelajaran, selama proses pembelajaran dan diakhir pembelajaran. Dan yang paling penting saya selalu melakukan refleksi dengan murid-murid saya menanyakan perasaan mereka setelah mengikuti pembelajaran.

Sebutkan tantangan-tantangan yang Anda hadapi dalam proses pembelajaran di kelas yang disebabkan oleh keragaman murid-murid Anda tersebut? Tindakan-tindakan apa yang telah Anda lakukan untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut?

Pertama, mereka mempunyai visi dan misi yang berbeda, bahkan ada beberapa yang masih belum jelas visi belajar dan sekolahnya. Hal ini menyebabkan proses pembelajaran terkadang sedikit terhambat. Secara pribadi, memang untuk mengatasi keberagaman yang variasinya banyak, tidak cukup hanya dalam sekali tatap muka selesai. Perlu waktu lama dan kesabaran. Apalagi beberapa murid lambat dalam menerima pelajaran dan mengumpulkan tugas. Perlunya banyak strategi pembelajaran agar murid selalu antusias belajar,

Kedua, berkurangnya waktu pembelajaran karena ada yang kurang bersemangat dalam pembelajaran karena kurangnya minat dan motivasi dalam belajar.

Menurut Anda, untuk mengakomodasi tantangan yang terkait dengan keragaman murid tersebut, bagaimana seharusnya pembelajaran itu dirancang, dilaksanakan, dan dievaluasi?

Pertama, saya merancang pembelajaran dengan memperhatikan keragaman, kemampuan, dan kebutuhan murid. Saya merancang pembelajaran berdasarkan pendapat dari para siswa sehingga mereka bisa mengikuti pembelajaran sesuai dengan keinginannya. Proses belajar direncanakan secara terperinci sejak membuat rancangan pembelajaran baik berupa RPP atau Modul ajar. Kedua, memilih materi yang esensial dan ringan sehingga tidak terlalu berat.

Tentu saja untuk menjawab segala tantangan dalam pembelajaran dibutuhkan rancangan pembelajaran yang mengakomodasi keragaman tersebut dengan melihat motivasi belajar, kemampuan belajar, perasaan mereka, pikiran mereka. Yang itu semua menurut saya, tentu usaha yang lebih keras, bisa dengan penugasan yang lebih banyak, dengan menambah jam-jam belajar. Kemudian, tentu juga harus memperhatikkan filosofi KHD yaitu mendidik siswa sesuai dengan kodrat mereka. Tentu saja, evaluasi yang menyeluruh juga dibutuhkan dapat dilakukan untuk mengakomodasi keragaman siswa yang berbeda-beda. Dan yang paling penting adalah, dengan melakukan refleksi di akhir pembelajaran sehingga pembelajaran ke depan dapat menjadi lebih baik. Tentu itu semua, dalam pikiran saya, Belajar itu harus menyenangkan!




KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun