Mohon tunggu...
KOMENTAR
Travel Story Pilihan

Bisakah Membuat Perubahan Lewat Berwisata?

6 Januari 2015   23:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:41 165 0
Saya melakukan perjalanan melihat Indonesia dengan menjadi backpacker pertama kali pada tahun 2008 ke Bromo. Saat itu saya masih menjadi mahasiswa semester dua di Sastra Inggris, Universitas Diponegoro Semarang. Saya melakukan perjalanan ke Bromo dengan cara yang agak berbeda yaitu dengan menelusuri jalur pegunungan menuju puncak Pananjakan dengan dibonceng naik motor oleh teman Ayah saya. Pada saat itu pukul dua belas malam, dinginnya malam dan rasa kantuk yang luar biasa membuat perjalanan malam itu sangat menantang karena di sebelah kanan kiri kami adalah jurang. Akan tetapi, begitu sampai diatas, semua perjuangan itu pun terbayar.

Pada saat itu saya sudah memiliki ketertarikan untuk selalu berinteraksi dengan warga lokal yang saya temui, menanyakan dimana mereka tinggal, bagaimana mereka menghidupi keluarga, hingga apa aspirasi yang sebenarnya mereka inginkan. Pada saat itu, saya sempat melihat beberapa wisatawan yang membuang sampah sembarangan dan ironisnya, mereka adalah dari negeri kita sendiri. Hal ini membuat saya berpikir, seharusnya para wisatawan ini ikut mendukung pengembangan daerah yang mereka kunjungi sebagai timbal balik dari apa yang sudah mereka lihat disini dan jejak yang mereka tinggalkan. Bukannya mengotori atau malah merusak. Setiap wisatawan seharusnya meninggalkan jejak yang positif. Perjalanan ke Bromo ini melahirkan petualangan saya lainnya melihat Indonesia dan masyarakat lokalnya ke Pulau Sempu, Kampung Badui, Kampung Dukuh, Pulau Karimunjawa, Kepulauan Seribu, Anak Gunung Krakatau, Pulau Komodo, Waerebo dan Flores, Bali, Lombok, Ujung Kulon, Kawah Ijen, Taman Nasional Baluran, dan lain sebagainya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun